Pemerintah Harus Berpihak Pada Industri Baja Nasional

13-02-2021 / KOMISI VII
Komisi VII DPR RI saat kunjungan kerja reses ke PT Karakatau Steel, di Serang, Banten, Kamis (11/2/2021). Turut hadir dalam kunjungan kerja tersebut Dirut PT Krakatau Steel, jajaran Direksi PGN dan Dirjen Migas, serta perwakilan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Foto : Andri

 

Anggota Komisi VII DPR RI Andi Yuliani Paris mempertanyakan keberpihakan pemerintah terhadap industri baja nasional. Mengingat saat ini pemerintah malah meningkatkan kuantitas impor baja dibanding melakukan ekspor ekspor. Padahal, Indonesia memiliki PT Krakatau Steel yang seharusnya dipacu produksinya dengan memberikan relaksasi dari sisi kebijakan sehingga mendorong optimalisasi produksi baja nasional.

 

Hal tersebut disampaikan Andi Yuliani usai mengikuti kunjungan kerja reses Komisi VII DPR RI ke PT Karakatau Steel, di Serang, Banten, Kamis (11/2/2021). Turut hadir dalam kunjungan kerja tersebut Dirut PT Krakatau Steel, jajaran Direksi PGN dan Dirjen Migas, serta perwakilan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

 

“Kita harus memberikan keberpihakan terhadap industri dalam negeri termasuk Karakatau Steel yang menghasilkan baja yang banyak digunakan oleh industri-industri dalam negeri seperti industri manufaktur pesawat, kabel-kabel dan lainnya. Tetapi sayangnya kita masih impor, nah seharusnya kita tidak usah impor lagi. Pelan-pelan kita kurangi, mungkin tidak langsung mendadak kebijakanya, tapi kita impornya dikurangi,” harapnya.

 

Politisi Fraksi PAN ini turut mengapresiasi PT Krakatau Steel yang telah berhasil melakukan restrukturisasi perusahaan. Kinerja perusahaan pun terbilang membaik, sehingga masih memiliki strategi untuk memperpanjang utangnya. Hal ini terbukti dengan keuntungan yang berhasil diperoleh PT Krakatau Steel pada kuartal pertama tahun 2020.

 

“Di sini Karakatau Steel melakukan defiasi di berbagai sektor, ada di semen, baja, energi dalam hal ini gas. Sehingga ini menjadi satu perputaran yang tidah sia-sia, ketika Karakatau energi mensuplai untuk pembuatan baja dia bisa mensupali jauh lebih murah. Kalau misalnya untuk pembuatan baja harus membeli (sektor pendukung) dari luar negeri, tidak bisa menekan harga dan akan menjadi mahal,” ujar Andi.

 

Pertemuan tersebut juga membahas kondisi dan proyeksi pasokan gas untuk PT Karakatau Steel. Secara umum pasokan gas untuk perusahaan baja nasional ini diberikan oleh PGN dan Pertamina PHE berjalan lancar. Apalagi dengan harga gas yang diturunkan pemerintah menjadi seharga 6 dolar/MMBTU.

 

Untuk tahun 2020, penyaluran rata-rata gas dari PGN ke Krakatau Steel Grup sebanyak 17.4 BBTUD atau sekitar 82 persen dari kontrak minimal. Dengan komplemen dari Pertamina PHE, kebutuhan gas untuk PT Krakatau Steel ini relatif cukup terpenuhi. Ke depan saat produksi gas dari Pertamina HE habis, maka komitmen pasokan gas akan dipenuhi dari PGN. (man/es)

BERITA TERKAIT
Program MBG Diluncurkan: Semua Diundang Berpartisipasi
06-01-2025 / KOMISI VII
PARLEMENTARIA, Jakarta - Badan Gizi Nasional dijadwalkan akan meluncurkan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) hari ini, Senin, 6 Januari 2025....
Komisi VII: Kebijakan Penghapusan Utang 67 Ribu UMKM di Bank BUMN Perlu Hati-Hati
04-01-2025 / KOMISI VII
PARLEMENTARIA, Jakarta - Ketua Komisi VII DPR RI Saleh Partaonan Daulay menyoroti rencana pemerintah yang akan menghapus utang 67 ribu...
Pemerintah Diminta Tingkatkan Daya Saing Produk UMKM dan Ekonomi Kreatif Indonesia
03-01-2025 / KOMISI VII
PARLEMENTARIA, Jakarta - Ketua Komisi VII DPR RI Saleh Partaonan Daulay mengungkapkan bahwa pemerintah saat ini dituntut untuk menata dan...
Dina Lorenza Dukung Kenaikan PPN: Harus Tetap Lindungi Masyarakat Menengah ke Bawah
24-12-2024 / KOMISI VII
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi VII DPR RI Dina Lorenza mendukung rencana kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen...