Indonesia Harus Mampu Penuhi Bahan Baku untuk Produk Turunan Alumunium
Anggota Komisi VII DPR RI Abdul Wahid, saat pertemuan tim kunspek Komisi VII DPR RI dengan Dirjen Minerba Kementerian ESDM, Kepala Dinas ESDM Provinsi Sumatera Utara dan Dirut PT Inalum Kuala Tanjung, di Sumatra Utara pada Kamis (1/4/2021). Foto: Fitiri/Man
Komisi VII DPR RI merasa prihatin karena bangsa Indonesia hingga saat ini masih melakukan impor bahan baku untuk memproduksi produk turunan dari alumunium. Hal ini menunjukkan masih kurangnya optimalisasi dari kekayaan sumber daya alam Indonesia.
Anggota Komisi VII DPR RI Abdul Wahid, saat pertemuan tim kunspek Komisi VII DPR RI dengan Dirjen Minerba Kementerian ESDM, Kepala Dinas ESDM Provinsi Sumatera Utara dan Dirut PT Inalum Kuala Tanjung, di Sumatra Utara pada Kamis (1/4/2021) menekankan perlu ada upaya untuk memenuhi suplai yang dibutuhkan oleh produk turunan dari alumunium.
"Terkait dengan bahan baku, yang selama ini memang masih impor, ke depan kita ingin bahan baku seperti bauksit dan alumina itu memang harus ada, tidak lagi tergantung dari impor," ujar politisi Fraksi PKB itu.
Atas persoalan tersebut, ia menyuarakan bahwa Komisi VII DPR RI berkomitmen terus mengawasi dan berupaya menemukan solusi agar PT Inalum mampu mengelola dan memproduksi sendiri dengan mengoptimalkan ketersediaan bahan baku yang ada.
"Maka itu, semua produksi bahan baku yang selama ini di ekspor, kalau bisa jangan diekspor lagi. Kita produksi ke Inalum meskipun ada beberapa kontrak yang selama ini mengharuskan untuk ekspor ke luar negeri. Ke depan kita carikan solusi jangan ada ekspor bahan baku ke luar negeri, tapi harus kita kelola di daerah sendiri,” terangnya.
Pada kesempatan itu, Anggota Komisi VII DPR RI Muhammad Nasir meminta detail pembelian bahan baku impor yang dilakukan oleh PT Inalum. Ia juga menyarankan adanya pendampingan dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berkaitan dengan impor tersebut.
Kepada Dirjen Minerba Kementerian ESDM, politisi Fraksi Partai Demokrat ini mendesak bahwa bangsa Indonesia harus mampu mempercepat terpenuhinya produksi bahan baku dalam negeri bagi PT Inalum. "Tugas Pak Dirjen, saya minta dalam rapat berikutnya kita sudah ada kita memperkecil cost,” pungkasnya. (srw/es)