Investasi Harus Berdampak Besar bagi Pembangunan Manusia Indonesia

31-05-2021 / KOMISI VI
Anggota Komisi VI DPR RI Deddy Yevri Hanteru Sitorus di ruang rapat Komisi VI, Nusantara I, Senayan, Jakarta, Senin (31/5/2021). Foto: Oji/Man

 

Anggota Komisi VI DPR RI Deddy Yevri Hanteru Sitorus meminta kepada Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia agar mampu memposisikan investasi untuk kegunaan pembangunan sumber daya manusia yang unggul. Pernyataan tersebut dia ungkapkan saat rapat kerja dengan pembahasan program kerja Kementerian Inventasi/BKPM, dan realisasi investasi sampai dengan bulan Mei 2021.

 

"Saya minta investasi diletakan dalam konteks bagaimana kita membangun manusia Indonesia, bukan bagaimana membawa uang sebanyak-banyaknya ke mari," ungkap Deddy di ruang rapat Komisi VI, Nusantara I, Senayan, Jakarta, Senin (31/5/2021).

 

Menurutnya, investasi tidak serta-merta menjanjikan modal dan uang bagi pembangunan. Sumber daya alam yang dimiliki Indonesia sudah menjadi modal pembangunan, dengan kekayaan alam yang ada dan pangsa pasar yang begitu luas di Indonesia, seharusnya pemerintah tidak perlu capek-capek mengundang investor, cukup dikelola secara tepat.

 

"Yang paling penting tahu menempatkan sumber daya alam kita, sumber daya alam kita adalah modal pembangunan, bukan produk yang akan kita jual, hingga suatu saat habis, lalu negara ini tidak tau mau apa lagi yang dijual. Karena sumber daya alam sudah habis dibawa ke luar (negeri)," papar Politisi Fraksi PDI Perjuangan ini.

 

Dia pun mengungkapkan keresahan, adanya persepsi 'tanpa investasi negara tidak tumbuh. Seakan-akan investasi adalah mantra ajaib yang akan membantu negara dari kesusahan.' "Tapi realita dan fakta brutalnya, setiap ada investasi selalu muncul masalah," ungkap Deddy.

 

Dia pun mempertanyakan kembali apakah investasi beriringan dengan kemajuan masyarakat setempat. Deddy mengajak khalayak untuk menelaah kembali, Kalimantan yang begitu kaya sumber daya alam, dengan begitu banyak investor, apakah membuat masyaraknya sejahtera secara fundamental. Sambil menggelengkan kepala dia bilang "omong kosong."

 

Begitu pun yang terjadi dengan masyarakat Pantura yang sebenarnya mengandung kekayaan gas dan minyak bumi. "Ini harus menjadi pemahaman kita supaya Kementerian Investasi punya ideologi, punya ruh kebangsaan, bukan hanya pada perhitungan berhasil sekian triliun. Indonesia terlalu kaya untuk dicuekin oleh investor. Mohon ini diperhatikan dengan baik supaya investasi menjadi pendorong untuk kemajuan bersama," papar Deddy. (eko/es)

BERITA TERKAIT
Asep Wahyuwijaya Sepakat Perampingan BUMN Demi Bangun Iklim Bisnis Produktif
09-01-2025 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir berencana akan melakukan rasionalisasi BUMN pada tahun 2025. Salah...
147 Aset Senilai Rp3,32 T Raib, Komisi VI Segera Panggil Pimpinan ID FOOD
09-01-2025 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengungkapkan raibnya 147 aset BUMN ID Food senilai Rp3,32 triliun. Menanggapi laporan tersebut,...
Herman Khaeron: Kebijakan Kenaikan PPN Difokuskan untuk Barang Mewah dan Pro-Rakyat
24-12-2024 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen akan mulai berlaku per 1 Januari 2025. Keputusan ini...
Herman Khaeron: Kebijakan PPN 12 Persen Harus Sejalan dengan Perlindungan Masyarakat Rentan
24-12-2024 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi VI DPR RI Herman Khaeron menyoroti pentingnya keberimbangan dalam implementasi kebijakan kenaikan Pajak Pertambahan Nilai...