Kematian Pasien Akibat Krisis Oksigen, Netty: Prioritaskan Untuk Medis

05-07-2021 / KOMISI IX
Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher. Foto: Azka/Man

 

Sebanyak 63 pasien di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Sardjito, Yogyakarta, meninggal akibat Covid-19. Bahkan 33 pasien di antaranya meninggal karena krisis oksigen medis. Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher meminta pemerintah untuk turun tangan mengatasi krisis oksigen ini dan memprioritaskan pasokannya untuk kebutuhan medis.

 

“Kelangkaan oksigen telah  membuat panik masyarakat. Kini diberitakan  pasien di rumah sakit meninggal akibat krisis oksigen. Bagaimana mungkin faskes bisa krisis oksigen? Ini sungguh menyesakkan dada," ungkap Netty dalam keterangan pers yang diterima Parlementaria, Senin (5/7/2021).

 

“Oleh karena itu, saya kembali meminta  pemerintah  agar turun tangan memastikan ketersediaan oksigen. Prioritaskan pasokannya untuk rumah sakit  yang menangani pasien Covid-19. Ini persoalan darurat dimana negara harus hadir melakukan langkah antisipatif," tambah politisi Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu. 

 

Menurut Netty, krisis ini menjadi peringatan untuk pemerintah pusat dan daerah agar terus bersinergi memitigasi kelangkaan oksigen medis dengan pengelola rumah sakit dan faskes lainnya. “Produksi oksigen harus ditingkatkan di masa pandemi ini sebab terjadi peningkatan kebutuhan yang tinggi di rumah sakit dan faskes lainnya. Porsi oksigen yang lebih besar harus diberikan untuk kepentingan medis dibandingkan industri," ujarnya.

 

Netty mengajak dunia usaha sektor kesehatan untuk bersama-sama berjuang melawan krisis dengan mengedepankan upaya keselamatan rakyat, bukan bisnis semata. “Saya meminta perusahaan penyedia oksigen medis bersungguh-sungguh membantu pemerintah dalam mengatasi krisis oksigen. Ini adalah perjuangan dalam membela kedaulatan bangsa dan negara,” tandasnya.

 

Legislator dapil Jawa Barat VIII ini meminta pemerintah agar mengevaluasi kebijakan pemberian bantuan oksigen untuk negara lain beberapa waktu lalu. “Apakah kebijakan tersebut telah mempertimbangkan ketersediaan yang memadai untuk kebutuhan dalam negeri?" tanya Netty.

 

Sebagai penutup, Netty mengingatkan pemerintah agar kasus yang terjadi di RSUP Dr. Sardjito tidak terulang kembali. “Kuncinya adalah negara harus hadir dalam upaya menyelamatkan rakyat melalui perbaikan manajemen pandemi dari hulu hingga hilir. Kita tidak ingin setiap saat menerima informasi yang menyesakkan dada akibat salah managemen dan moral hazard dalam penanganan pendemi," tutupnya. (rnm/sf)

BERITA TERKAIT
Virus HMPV Ditemukan di Indonesia, Komisi IX Minta Masyarakat Tak Panik
10-01-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Jakarta - Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Nihayatul Wafiroh mengapresiasi langkah cepat Kementerian Kesehatan terkait ditemukannya virus Human...
Dukung MBG, Kurniasih: Sudah Ada Ekosistem dan Ahli Gizi yang Mendampingi
07-01-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Jakarta – Anggota Komisi IX DPR RI Kurniasih Mufidayati, menyatakan dukungannya terhadap implementasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang...
Nurhadi Tegaskan Perlunya Pengawasan Pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis
07-01-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Jakarta – Anggota Komisi IX DPR RI, Nurhadi, menegaskan komitmennya untuk mengawal pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang...
Dukung Program MBG, Legislator Tekankan Pentingnya Keberlanjutan dan Pengawasan
07-01-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Jakarta – Pemerintah secara resmi meluncurkan program Makanan Bergizi Gratis (MBG) pada 6 Januari 2025 di 26 provinsi. Program...