Atasi Kepunahan Tanaman Langka, Komisi VII Ajak Daerah Miliki Kebun Raya
Anggota Komisi VII Willy Midel Yoseph DPR RI (kanan) saat mengikuti pertemuan Tim Kunspek Komisi VII DPR RI di Kebun Raya Eka Karya, Kabupaten Tabanan, Bali, Kamis (9/9/2021). Foto: Runi/Man
Persoalan sejumlah tanaman langka yang terancam dari kepunahan mengemuka pada Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VII DPR RI ke Kebun Raya Eka Karya Bali. Untuk itu, Anggota Komisi VII Willy Midel Yoseph DPR RI mengajak pemerintah daerah, baik tingkat provinsi maupun kabupaten/kota yang ada di seluruh Indonesia bisa memiliki kebun raya di daerahnya masing-masing guna melakukan konservasi pada keanekaragaman hayati.
Menurut Willy, hal tersebut bertujuan agar sejumlah tanaman langka yang terancam punah itu bisa dibudidayakan kembali melalui konservasi. Pernyataan itu disampaikannya usai mengikuti pertemuan Tim Kunspek Komisi VII DPR RI dengan dengan Kepala Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Teknik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Agus Haryono, Kepala Kebun Raya Bali Didit Okta Pribadi, dan mitra kerja terkait di Kebun Raya Eka Karya, Kabupaten Tabanan, Bali, Kamis (9/9/2021).
“Saya mengharapkan di daerah provinsi maupun kabupaten/kota sudah seyogyanya bisa mengumpulkan koleksi tanaman-tanaman untuk dijaga dan dilestarikan, agar kekhawatiran yang saat ini kita rasa terkait tanaman langka bisa teratasi dengan baik, dengan adanya dukungan dari sejumlah daerah baik provinsi maupun kabupaten/kota,” kata politisi PDI-Perjuangan itu sembari mengatakan, kebun raya juga dapat menciptakan lingkungan yang asri.
Di sisi lain, Willy menilai dengan adanya kebun raya, bisa dimanfaatkan untuk sarana edukasi seperti penelitian dan riset. “Dengan demikian menurut saya Kebun Raya "Eka Karya" Bali, bisa menjadi contoh atau barometer bagi daerah-daerah lain yang ingin melakukan penelitian atau studi banding terkait perkebunrayaan. Pasalnya di sini yang pertama kali dibangun oleh anak bangsa. Tak hanya itu, jenis tumbuhan sudah cukup lengkap, dari segi penataan, pelestarian dan pengembangan sudah baik,” ungkap Willy. (rni/sf)