Herman Khaeron: Perbaiki Manajemen Pengelolaan PT Pertamina RU VI Balongan

19-09-2021 / KOMISI VI
Anggota Komisi VI DPR RI Herman Khaeron saat mengikuti Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VI DPR RI ke Pertamina RU VI Balongan, Indramayu, Jawa Barat, Kamis (16/9/2021). Foto: Jaka/man

 

Anggota Komisi VI DPR RI Herman Khaeron mengatakan, PT Pertamina RU VI Balongan perlu memperbaiki sistem manajemen pengelolaan akibat dampak dari kebakaran kilang minyak belum lama ini terjadi. Dirinya tidak menginginkan kejadian serupa terulang, apalagi hal tersebut menyangkut terhadap kedaulatan energi.

 

"Jangan sampai dalam waktu yang sangat pendek, terjadi kebakaran yang sama, jangan pula pada waktu terjadinya kebakaran terlambat menanganinya. Karena akan berimbas dan berefek kebakaran pada kilang-kilang lainnya, tentu akan mengganggu ketersediaan BBM di dalam negeri," ujar Herman saat mengikuti Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VI DPR RI ke Pertamina RU VI Balongan, Indramayu, Jawa Barat, Kamis (16/9/2021).

 

Sebagai BUMN, di samping Pertamina harus menunjukkan performanya dengan baik pada semua sisi, baik itu manajemen keuangan, produksi, pemasaran dan tanggap darurat, Pertamina perlu menambah sumber daya manusia (SDM) dengan kualifikasi yang ketat. Sehingga betul-betul memahami manajemen kilang untuk menerapkan safety environment dan security dengan baik.

 

"Kalau pengalaman saya dulu di perusahaan minyak, kita harus betul-betul siap dengan kondisi dan keadaan tertentu. Ini yang betul-betul dan harus dipegang. Sehingga produksi tidak terganggu, pengembangan dapat dilakukan dan aktifitas masyarakat juga tidak terganggu karena terpenuhi kebutuhan bahan bakar minyak," imbuh Anggota Fraksi Partai Demokrat DPR RI tersebut.

.

Menurut Herman, perlu juga dibenahi manajemen cashflow untuk rencana pengembangan kawasan. Direncanakan pertamina akan mengembangkan kawasan industri chemical dan petrochemical, di samping membangun perluasan kilang tahap 2 dan 3. "Jika berkaca pada insiden kebakaran yang terus berulang, kalau menangani kawasan yang sudah ada saja kedodoran, bagaimana akan menangani sesuatu hal yang lebih besar," ungkap legislator dapil Jabar VIII ini.

 

Ia meminta Pertamina antisipatif dengan dua kejadian sebelumnya. "Saya tahu persis apa yang sesungguhnya terjadi. Maka saya juga harus memberikan ruang yang cukup kepada manajemen untuk memperbaiki, termasuk dalam hal penanganan tidak boleh lambat. Karena untuk industri yang sangat rentan risiko, kalau kita tidak mampu melakukan pengelolaan dengan baik dan benar akan sangat bahaya," tutupnya. (jka/es)

BERITA TERKAIT
Asep Wahyuwijaya Sepakat Perampingan BUMN Demi Bangun Iklim Bisnis Produktif
09-01-2025 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir berencana akan melakukan rasionalisasi BUMN pada tahun 2025. Salah...
147 Aset Senilai Rp3,32 T Raib, Komisi VI Segera Panggil Pimpinan ID FOOD
09-01-2025 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengungkapkan raibnya 147 aset BUMN ID Food senilai Rp3,32 triliun. Menanggapi laporan tersebut,...
Herman Khaeron: Kebijakan Kenaikan PPN Difokuskan untuk Barang Mewah dan Pro-Rakyat
24-12-2024 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen akan mulai berlaku per 1 Januari 2025. Keputusan ini...
Herman Khaeron: Kebijakan PPN 12 Persen Harus Sejalan dengan Perlindungan Masyarakat Rentan
24-12-2024 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi VI DPR RI Herman Khaeron menyoroti pentingnya keberimbangan dalam implementasi kebijakan kenaikan Pajak Pertambahan Nilai...