Produksi Aluminium Sangat Bergantung Pada Pasokan Listrik

16-11-2021 / KOMISI VII
Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto saat pertemuan Komisi VII DPR RI dengan direksi PT Inalum, di Toba Samosir, Sumut, Selasa (16/11/2021). Foto: Husen/nvl

 

Komisi VII DPR RI mendapati informasi, dibutuhkan 14.000 kWh energi listrik untuk memproduksi satu ton aluminium. Inilah yang terjadi pada PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) di Asahan, Sumatera Utara. Pasokan listrik didapat dari dua pembangkit listrik tenaga air (PLTA) milik Inalum di Kabupaten Toba Samosir, Sumut.

 

“Sumber air untuk pembangkitan diperoleh sepenuhnya dari pengaliran air Sungai Asahan yang berasal dari Danau Toba. PLTA Siguragura sepenuhnya memperoleh energi penggerak turbin dari pemanfaatan potensi air dari aliran Sungai Asahan. Pengaliran air Danau Toba ke Selat Malaka hanya dapat dilakukan melalui Sungai Asahan,” jelas Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto saat menggelar pertemuan Komisi VII DPR RI dengan direksi PT Inalum, di Toba Samosir, Sumut, Selasa (16/11/2021).

 

Lebih lanjut Sugeng mengemukakan, sumber air Sungai Asahan ditampung di Bendungan Penadah Air Sigura-gura. Bendungan ini berjarak 9 kilometer dari Bendungan Pengatur. Bendungan Penadah Air Siguragura terletak di Desa Simorea. "Kunci produksi aluminium adalah tersedianya sumber daya energi listrik yang murah serta bahan baku alumina. Listrik merupakan komponen penting dalam proses produksi aluminium," jelas Sugeng.

 

Komisi VII DPR ingin melihat dari dekat kegiatan produksi alumunium di PT. Inalum ini. Selain dua PLTA, ada tiga bendungan milik Inalum. Tiga bendungan itu Bendungan Pengatur, Bendungan Sigura-gura, dan Bendungan Tangga. Sementara dua PLTA, yaitu PLTA Siguragura dan PLTA Tangga. "Fasilitas pembangkitan ini memiliki peran penting dalam memasok energi listrik untuk kelangsungan produksi di Pabrik Peleburan Aluminium di Kuala Tanjung," urai politisi Partai NasDem itu.

 

Belakangan ini, masih kata Sugeng, PT Inalum sedang meningkatkan kapasitas produksi aluminium dari 300 ktpa menjadi 500 ktpa. Dengan adanya kenaikan kapasitas tersebut, dibutuhkan pasokan listrik yang sustainable dan terjangkau. Salah satunya dengan melakukan akusisi PLTA Asahan 1 (PT BDSN) dan 3 (PT PLN). Namun terdapat beberapa kendala. Saat ini, lanjutnya, PLN masih enggan melepas Asahan 3 kepada PT Inalum.

 

Butuh pertemuan antara kedua belah pihak untuk menemukan win-win solution pada permasalahan tersebut. Di hadapan para mitra kerja yang hadir, Sugeng meminta penjelasan dan informasi mengenai peningkatan kapasitas produksi PLTA Siguragura milik PT Inalum. "Kami berharap seluruh permasalahan terkait peningkatan kapasitas produksi PLTA Siguragura PT Inalum (Persero) ini dapat berjalan dan teratasi dengan baik," tutup Sugeng. (mh/sf)

BERITA TERKAIT
Program MBG Diluncurkan: Semua Diundang Berpartisipasi
06-01-2025 / KOMISI VII
PARLEMENTARIA, Jakarta - Badan Gizi Nasional dijadwalkan akan meluncurkan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) hari ini, Senin, 6 Januari 2025....
Komisi VII: Kebijakan Penghapusan Utang 67 Ribu UMKM di Bank BUMN Perlu Hati-Hati
04-01-2025 / KOMISI VII
PARLEMENTARIA, Jakarta - Ketua Komisi VII DPR RI Saleh Partaonan Daulay menyoroti rencana pemerintah yang akan menghapus utang 67 ribu...
Pemerintah Diminta Tingkatkan Daya Saing Produk UMKM dan Ekonomi Kreatif Indonesia
03-01-2025 / KOMISI VII
PARLEMENTARIA, Jakarta - Ketua Komisi VII DPR RI Saleh Partaonan Daulay mengungkapkan bahwa pemerintah saat ini dituntut untuk menata dan...
Dina Lorenza Dukung Kenaikan PPN: Harus Tetap Lindungi Masyarakat Menengah ke Bawah
24-12-2024 / KOMISI VII
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi VII DPR RI Dina Lorenza mendukung rencana kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen...