Tim Independen Laporkan Hasil Investigasi Runtuhnya Jembatan Kukar
Tim independen hari ini (Rabu 8/2) melaporkan hasil investigasi atas runtuhnya jembatan Kutai Kartanegara yang terjadi pada 26 November 2011 lalu. Tim Independen ini diminta menyampaikan hasilnya kepada komisi V DPR paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja sejak tim ini dibentuk.
Rapat kerja dan rapat dengar pendapat yang dipimpin Ketua Komisi V DPR Yasti Soepredjo Mokoagow ini menghadirkan Menteri Pekerjaan Umum (PU) yang diwakili Wakil Menteri PU, Gubernur Kaltim, Kabareskrim Polri, Kapolda Kaltim, Kepala Basarnas, Bupati Kutai Kartanegara, Direksi PT Hutama Karya dan Direksi PT Perentjana Djaya.
Pada rapat sebelumnya tanggal 1 Desember 2011, yang mengundang mitra yang sama, salah satu kesimpulan rapat berbunyi : Komisi V DPR RI meminta Kementerian PU untuk melakukan investigasi secara menyeluruh atas runtuhnya jembatan Kutai Kartanegara dengan membentuk Tim Independen yang berasal dari para pakar bidang konstruksi khususnya konstruksi jembatan dari Perguruan Tinggi (antara lain ITB, ITS, UGM, UI), Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia, dan Litbang PU serta menyampaikan hasilnya kepada Komisi V DPR paling lambat 30 (tigapuluh) hari kerja.
Atas dasar kesimpulan ini, Kementerian PU kemudian membentuk Tim Independen yang berasal dari beberapa perguruan tinggi ternama tersebut.
Wakil Menteri PU Hermanto Dardak dalam kesempatan ini mengatakan, urgensi pembentukan tim evaluasi dan investigasi atas runtuhnya jembatan Kutai Kartanegara adalah untuk mendapatkan gambaran secara lengkap dan independen penyebab runtuhnya jembatan tersebut sebagai acuan pengambilan kebijakan mencegah berulangnya kejadian serupa di masa datang.
Tim ini, kata Hermanto, telah melakukan kajian berdasarkan survey lapangan, mempelajari data-data/fakta-fakta perencanaan, pelaksanaan dan pemeliharaan, kronologi kerusakan struktur mulai dari kajian material jembatan, komponen struktur dan sistem sambungan jembatan.
Selain itu, Tim Investigasi ini juga melakukan wawancara dengan pihak perencana, pelaksana dan pemeliharaan termasuk kajian ahli dan tulisan media massa.
Temuan yang disampaikan Tim Investigasi, runtuhnya jembatan kukar antara lain disebabkan keruntuhan diperkirakan dipicu adanya tegangan tambahan yang terjadi saat pekerjaan pemeliharaan sedang berlangsung.
Penyebab lainnya, tegangan tambahan yang muncul pada saat dilakukan proses jacking di tengah bentang. Pertama-tama jacking dilakukan di sisi hilir hingga hanger memendek 15 cm (dalam 3 tahapan), kemudian dilanjutkan dengan sisi hulu.
Saat jacking di sisi hulu, sambungan antara batang hanger dan kabel utama putus. Putusnya sambungan ini memicu keruntuhan jembatan secara total dalam waktu kurang dari 20 detik.
Hermanto menambahkan, dari temuan dan hasil evaluasi tersebut diperoleh kesimpulan kegagalan pada sistem sambungan antara batang hanger dan kabel utama pada dasarnya terjadi akibat akumulasi masalah sejak jembatan direncanakan.
Pekerjaan pemeliharaan yang tidak terjadwal dengan baik juga menjadi pemicu akhir runtuhnya jembatan. Pekerjaan pemeliharaan yang menurut informasi melibatkan pekerjaan jacking kemungkinan besar telah menimbulkan terjadinya kondisi tegangan yang melampaui kekuatan aktual material sambungan yang ada, yang mengalami pelemahan akibat fatik, fraktur, korosi dan stress concentration.
Mengingat tipe jembatan gantung yang khusus dan belum dikenal baik di Indonesia, dapat disimpulkan adanya kondisi lack of knowledge dari para pihak terkait. Seyogyanya, kondisi lack of knowledge ini perlu ditanggulangi dengan meminta masukan dan saran dari praktisi pakar ahli (bila perlu diundang dari luar).
Menurut Hermanto, kesimpulan lainnya mengatakan, banyak dijumpai penggunaan pendekatan-pendekatan yang oversimplified, yang menunjukkan adanya lack of knowledge terutama yang menyangkut pengetahuan tentang umur struktur, pemodelan geometri, sifat material, beban yang bekerja, keseimbangan dan kestabilan struktur, desain dan detailing termasuk sambungan, pengaruh alam terutama korosi, kelelahan bahan, pengetahun testing laboratorium komponen struktur dan pengetahuan tentang faktor pemeliharaan.
Sementara Ketua Tim Independen Iswadi Imran menyampaikan, Tim Independen yang beranggotakan 11 orang telah bekerja dan bertindak betul-betul secara independen untuk mencari penyebab runtuhnya jembatan tersebut dan jangan sampai tragedi itu terulang kembali.
Iswadi mengatakan, penyebab runtuhnya jembatan tersebut diantaranya kegagalan getas material sambungan, dimana ini terjadi akibat patah getas geser. Indikasi fatigue dan fraktur juga terlihat pada elemen yang mengalami kegagalan.
Selain itu, kerusakan korosi juga teramati pada batang hanger. Hal ini disebabkan jembatan kurang terawat. Penyebab lainnya, tergesernya cable-cable di sisi Tenggarong, kondisi kerusakan cable Splay di bagian hilir sisi Tenggarong serta pergeseran pada dudukan Pyloon sisi Samarinda dan sisi Tenggarong.
Iswadi mengatakan, Tim Independen mencari penyebab runtuhnya jembatan tersebut mulai dari perencanaan, pelaksanaan, penggunaan, masa pakai bangunan, sampai pada perawatan. (tt) foto:wy/parle