Evita Nursanty Ingatkan PT Pupuk Indonesia Tingkatkan Sosialisasi Kartu Tani
Anggota Komisi VI DPR RI Evita Nursanty saat bertukar cinderamata usai mengikuti pertemuan Tim Kunjungan Kerja Reses Komisi VI DPR RI yang dipimpin Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Aria Bima di Solo, Jawa Tengah, Senin (20/12/2021). Foto: Puntho/nvl
Anggota Komisi VI DPR RI Evita Nursanty mengingatkan PT Pupuk Indonesia untuk meningkatkan sosialisasi manfaat penggunaan kartu tani kepada segenap petani dan masyarakat luas. Anggota Fraksi PDI-Perjuangan DPR RI tersebut mengungkapkan, sosialisasi tersebut mendesak untuk segera dilakukan mengingat masyarakat khususnya kaum petani untuk menggunakan kartu tani masih terbilang kecil.
Demikian disampaikan Evita di sela-sela mengikuti pertemuan Tim Kunjungan Kerja Reses Komisi VI DPR RI yang dipimpin Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Aria Bima, dengan Direktur Produksi PT Pupuk Indonesia Bob Indiarto, Direktur Operasi dan Perhutanan Sosial Perhutani Natalas Anis Harjanto, Direktur Produksi dan Pengembangan PTPN III Mahmudi dan stakeholder lainnya di Solo, Jawa Tengah, Senin (20/12/2021).
“Terkait hal itu, saya mengusulkan untuk perlu segera digelar rapat duduk bersama antara PT Pupuk Indonesia, BRI dan Komisi VI DPR RI untuk mempercepat penyelesaian masalah manfaat kartu tani tersebut. Apalagi, masalah kartu tani merupakan permasalahan klasik yang sudah bertahun-tahun tidak kunjung selesai,” ujar Evita.
Di sisi lain, Evita juga mendorong PT Pupuk Indonesia untuk semakin intensif mensosialisasikan manfaat penggunaan pupuk cair. Dikarenakan, ungkap Evita, pupuk cair masih banyak kalangan yang mempertanyakan kemunculan pupuk cair di publik secara tiba-tiba tanpa merasa adanya sosialisasi lebih awal. Padahal, tandas Evita, manfaat dari pupuk cair cukup bagus sebagaimana dipaparkan oleh PT Pupuk Indonesia.
“Hal-hal sosialisasi inilah yang saya rasa perlu diberikan kepada masyarakat. Selain itu, saya menyoroti birokrasi di dunia pertanian yang masih terlalu rumit sehingga diharapkan sistem itu di-simplified atau disederhanakan menjadi satu sistem saja sehingga tidak berbelit-belit. Dengan demikian, diharapkan minat masyarakat khususnya generasi muda menjadi petani tidak menurun,” pungkas legislator dapil Jawa Tengah III itu. (pun/sf)