Pertamina Perlu Perhitungan Cermat Jika Ingin Garap Produk Petrochemical

07-01-2022 / KOMISI VI
Ketua Komisi VI DPR Faisol Riza. Foto: Dok/Man

 

Ketua Komisi VI DPR RI Faisol Riza mengungkapkan, Pertamina saat ini memiliki bahan baku yang sangat cukup untuk mengembangkan produk petrochemical. Meski demikian, ia berpesan agar pertamina melakukan perhitungan secara cermat jika ingin mengembangkan sayapnya di bisnis petrochemical.

 

“Ya memang pertamina nemiliki bahan baku yang sangat cukup untuk mengembangkan produk produk petrochemical. Tetapi mungkin perlu dihitung secara cermat apakah produk-produk itu yang sekarang kita impor banyak, salah satunya methanol, itu dibutuhkan industri dalam negeri atau memungkinkan untuk memasok pasar luar,” kata Faisol Riza dalam siaran persnya, Kamis (6/1/2022).

 

Ia menilai langkah yang dilakukan Pertamina ini sangat baik, namun perlu melihat keseimbangan dalam bisnis ke depan. Terlebih ekonomi bangsa saat ini sedang terpukul, bahkan ada juga kekhawatiran akan meningkatnya inflasi akibat pandemi Covid-19.

 

“Kalau inflasi meningkat, daya beli masyarakat menurun dan kalau menurun maka produk-produk manufaktur mungkin tidak terbeli juga. Nah kalau misalnya produk-produk itu yang disebut sebagai kelanjutan dari bahan baku petrochemical tadi, apakah tepat untuk diproduksi hari ini,” tambahnya.

 

Langkah Pertamina mengembangkan petrochemical ini akan berjalan baik jika bahan baku produk Pertamina sendiri bisa disimpan dan bisa dimonetisasi, hingga tidak mengakibatkan kerugian karena tidak terserap oleh pasar.

 

Politisi Fraksi PKB ini menyadari betul, Indonesia masih membutuhkan bahan baku obat yang sejauh ini masih bergantung pada impor. Ia menilai langkah Erick Thohir untuk mengembangkan petrochemical sangat tepat. “Kalau bahan baku obat, memang kita sangat membutuhkan. Dan itu selama ini bahan bakunya masih impor. Memang akan sangat baik jika diproduksi di dalam negeri. Tapi sekali lagi mohon ditimbang dengan baik rencana besar ini supaya tidak salah sasaran,” pungkasnya.

 

Diketahui, PT Pertamina (Persero) saat ini tidak hanya fokus pada bisnis Bahan Bakar Minyak (BBM), tetapi juga mulai melebarkan sayap. Salah satunya akan masuk dalam bisnis petrochemical. Upaya ini diharapkan mampu mengurangi beban Indonesia terhadap baku obat maupun bahan baju-bajuan yang saat ini masih di impor.

 

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir sendiri memastikan bisnis baru Pertamina itu akan berjalan. Pasalnya, Indonesia tertinggal dengan negara-negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand yang lebih dulu menggarap bahan kimia yang diperoleh dari bahan bakar fosil tersebut. (es)

BERITA TERKAIT
Asep Wahyuwijaya Sepakat Perampingan BUMN Demi Bangun Iklim Bisnis Produktif
09-01-2025 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir berencana akan melakukan rasionalisasi BUMN pada tahun 2025. Salah...
147 Aset Senilai Rp3,32 T Raib, Komisi VI Segera Panggil Pimpinan ID FOOD
09-01-2025 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengungkapkan raibnya 147 aset BUMN ID Food senilai Rp3,32 triliun. Menanggapi laporan tersebut,...
Herman Khaeron: Kebijakan Kenaikan PPN Difokuskan untuk Barang Mewah dan Pro-Rakyat
24-12-2024 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen akan mulai berlaku per 1 Januari 2025. Keputusan ini...
Herman Khaeron: Kebijakan PPN 12 Persen Harus Sejalan dengan Perlindungan Masyarakat Rentan
24-12-2024 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi VI DPR RI Herman Khaeron menyoroti pentingnya keberimbangan dalam implementasi kebijakan kenaikan Pajak Pertambahan Nilai...