Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Ansory Siregar saat memimpin rapat dengan jajaran Pemprov NTB dan mitra kerja terkait di Lombok, NTB, Kamis (27/1/2022). Foto: Eko/Man

Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi IX memantau kesiapan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dalam penerapan protokol kesehatan untuk Pertemuan G20 dan pelaksanaan MotoGP Mandalika 2022. Menurut Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Ansory Siregar, perlu pendampingan dari Satuan Tugas Penanganan (Satgas) Covid-19 untuk menyambut kedatangan delegasi, mulai dari kedatangan di bandara udara, hotel, dan lingkungan sekitar, hingga ke tempat penyelenggaraan dinilai sangatlah penting.

"(Pendampingan) itu perlu untuk memperhatikan status kondisi pandemi di tiap daerah di Indonesia, terutama di daerah yang akan menjadi penyelenggara G20. Sebab jika situasi pandemi tidak dikendalikan justru akan berdampak negatif terhadap ekonomi dan pariwisata Indonesia, termasuk bagi NTB," papar Ansory saat memimpin rapat dengan jajaran Pemprov NTB dan mitra kerja terkait di Lombok, NTB, Kamis (27/1/2022).

Berdasarkan catatan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Presidensi G20 di Indonesia berpotensi mendatangkan wisatawan mancanegara (wisman) dari 20 negara anggota, organisasi internasional, dan negara undangan. Adapun, estimasi warga negara asing yang akan masuk ke tanah air dari pergelaran tersebut mencapai sekitar 6.500 delegasi, yang terdiri dari 38 pemimpin dunia, 60 menteri pendamping, dan 6.000 awak pers.

"Penyelenggaraan G20 pun diharapkan dapat menjadi momen pembukaan kembali tujuan wisata andalan di Indonesia selain meningkatkan kerja sama dan investasi dengan negara anggota," ujar politisi PKS ini.

Selain pertemuan G20, Indonesia juga menjadi tuan rumah ajang MotoGP untuk musim balapan 2022. Dari hasil kunjungan ini, Komisi IX DPR RI berharap ada langkah-langkah strategis untuk memastikan seluruh upaya yang ada bisa berjalan bersama secara kesinambungan dalam rangka memastikan penyelenggaran MotoGP Mandalika dan G20 di berjalan dengan baik tanpa menambah kluster kasus Covid-19 yang baru. (eko/sf)