Organisasi Pemuda Jangan Tertipu Kepentingan Sesaat
Ketua DPR RI Marzuki Alie mengimbau organisasi kepemudaan dapat menahan diri, tidak mudah tergoda pada kepentingan instant, kesenangan sesaat. Dalam pemilukada misalnya para pemuda ditarik-tarik kewilayah politik, mendukung kandidat tertentu dengan janji-janji yang menggoda.
“Itu fatamorgana, seolah-olah ada kebahagiaan padahal itu adalah sesat semata. Organisasi pemuda jangan mudah tertarik pada hal-hal instant, tertipu kepentingan politik sesaat. Apalagi kandidat yang diusung kalah, maka usia organisasi tidak akan lama.” kata Marzuki saat menghadiri deklarasi Gerakan Pemuda Nusantara (GPN) di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Minggu (25/3/12).
Kalaupun kandidat yang didukung sukses dalam pemilu dan mendapat hadiah posisi tertentu, pemuda yang belum matang biasanya tergoda untuk melakukan tindak pidana korupsi. Itulah fakta yang terjadi belakangan ini koruptor yang dijerumuskan pengadilan ke penjara bukan hanya tokoh tua, yang telah senior, tetapi juga generasi muda.
Ketua DPR memberikan apresiasi kepada GPN organisasi kepemudaan yang tumbuh dari bawah, membangun dari desa dengan menegakkan nilai kearifan lokal. “Saya berpesan komitmen ini harus dipegang secara utuh dan konsisten, membangun negeri berdasarkan nilai-nilai nasionalisme, kebangsaan, tidak ada perbedaan suku, etnis, ditambah nilai-nilai religius.”
Dalam kesempatan itu Marzuki Alie berkenan meresmikan kantor cabang GPN di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Acara peresmian juga dihadiri dalang kondang Ki Enthus Suswono yang juga pembina dari organisasi ini. “Saya di-sms oleh sahabat saya Ki Entus diminta hadir kemari. Saya insyaAllah selalu berupaya hadir memenuhi undangan siapapun kalau waktunya memungkinkan,” imbuhnya.
Dipimpin Ketua Umum-nya Verry Ahmad, anggota GPN Tegal menyampaikan ikrar yang diantaranya menyebut siap menggerakkan seluruh potensi pemuda untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan. Pemuda yang nasionalis patriotik, religius dan menjunjung tinggi moralitas, mempertahankan NKRI. “Kami bertekad wujudkan cita-cita luhur pendiri bangsa dengan semangat membangun tanpa cidera,” tegasnya.
Ia menambahkan banyak organisasi pemuda yang tumbuh di tanah air hanya mengakomodir kepentingan kelompoknya saja, tanpa memperdulikan mereka yang berbeda keyakinan, pemikiran dan sebagainya. GPN menurutnya tidak bergerak dari pusat kekuasaan tapi dari bawah, mencoba menghidupkan dan memberdayakan ekonomi masyarakat desa.
Very menyebut organisasi kepemudaan yang lahir di Kediri tanggal 28 Oktober 2006 bertepatan dengan Peringatan Sumpah Pemuda, terus berkembang di desa-desa, kabupaten/kota seluruh tanah air. (iky) foto:ik/parle