Perkuat Sistem Logistik Nasional Guna Antisipasi Krisis Pangan Global

29-06-2022 / KOMISI VI
Anggota Komisi VI DPR RI Subardi. Foto: Oji/Man

 

Anggota Komisi VI DPR RI Subardi meminta pemerintah untuk memperkuat sistem logistik nasional guna mengantisipasi krisis pangan global. Menurutnya, ada dua langkah yang harus diantisipasi oleh seluruh stakeholder pangan nasional. Pertama, negara wajib mengontrol seluruh ekosistem pangan, mulai dari aspek fisik, seperti rantai pasokan, penawaran dan permintaan (supply and demand), maupun pemerataan harga.

 

Kedua, peningkatan kapasitas produksi, termasuk perbaikan jaringan distribusi pangan hingga manajemen stok. “Bagi saya dua faktor itu akan menguji soliditas ekosistem pangan nasional,” kata Subardi dalam keterangan tertulis kepada Parlementaria, Jakarta, Rabu (29/6/2022).

 

Secara khusus, ia juga mendorong kemampuan holding BUMN Pangan (ID Food) untuk merancang sistem logistik nasional yang kuat.  “Ini momentum agar ID Food yang diluncurkan pada Januari 2022 menjadi penopang sistem logistik nasional. Kita juga punya Bulog yang performanya semakin bagus. Artinya secara kelembagaan kita sudah siap,” tambah politisi Partai NasDem tersebut.

 

Dengan kelembagaan pangan yang beragam, tambahnya, negara wajib menjamin ketahanan pangan dari segala bentuk tantangan geopolitik dunia. Pemerintah juga dituntut mampu memperbaiki tata kelola pangan dimulai dari tiap lembaga. “Bulog, PTPN, dan RNI itu kan mitra Komisi VI. Kami selalu mendorong mitra di bidang pangan agar semakin produktif. Ada evaluasi dan inovasi secara berkala,” pesannya.

 

Diketahui, ancaman krisis global dipengaruhi dampak perang yang merusak rantai pasok pangan. Faktor lainnya adalah perubahan iklim sehingga banyak negara produsen pangan mengalami penurunan produksi.  Menurut Subardi, memperkuat sistem logistik nasional akan membantu stabilitas pasokan pangan dalam negeri.

 

Namun, hal ini butuh dukungan dari semua pihak termasuk kepala daerah. “Ini bukan hanya PR Pemerintah Pusat. Kepala daerah harus satu visi. Perkuat komoditas unggulan di daerah masing-masing. Juga yang penting adalah nasib petani kita agar lebih sejahtera,” pesan legislator daerah pemilihan (dapil) DI Yogyakarta tersebut.

 

Diketahui, dalam forum KTT G7 sesi II dengan topik ketahanan pangan dan kesetaraan gender, yang berlangsung di Elmau, Jerman, 27 Juni 2022, Presiden Joko Widodo menyerukan negara anggota G7 dan G20 bersama-sama mengatasi ancaman krisis pangan global. "323 juta orang di tahun 2022 ini, menurut World Food Programme, terancam menghadapi kerawanan pangan akut. G7 dan G20 memiliki tanggung jawab besar untuk atasi krisis pangan ini," tegas Jokowi sebagaimana dikutip dari laman resmi Presiden RI, Selasa (28/6/2022). (rdn/sf)

BERITA TERKAIT
Asep Wahyuwijaya Sepakat Perampingan BUMN Demi Bangun Iklim Bisnis Produktif
09-01-2025 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir berencana akan melakukan rasionalisasi BUMN pada tahun 2025. Salah...
147 Aset Senilai Rp3,32 T Raib, Komisi VI Segera Panggil Pimpinan ID FOOD
09-01-2025 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengungkapkan raibnya 147 aset BUMN ID Food senilai Rp3,32 triliun. Menanggapi laporan tersebut,...
Herman Khaeron: Kebijakan Kenaikan PPN Difokuskan untuk Barang Mewah dan Pro-Rakyat
24-12-2024 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen akan mulai berlaku per 1 Januari 2025. Keputusan ini...
Herman Khaeron: Kebijakan PPN 12 Persen Harus Sejalan dengan Perlindungan Masyarakat Rentan
24-12-2024 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi VI DPR RI Herman Khaeron menyoroti pentingnya keberimbangan dalam implementasi kebijakan kenaikan Pajak Pertambahan Nilai...