Komisi IX DPR RI Janji Selesaikan RUU Keperawatan
Komisi IX DPR RI menerima aspirasi dari DPRD Provinsi NTT mengenai RUU tentang Keperawatan dan akan menjadikannya sebagai bahan masukan pada proses perumusan RUU Keperawatan oleh Komisi IX DPR RI.
Ketua Pokja Kesehatan Komisi IX Charles J Mesang yang memimpin RDPU dengan DPRD NTT berjanji akan menyelesaika pembahasan RUU Keperawatan pada periode DPR RI saat ini.
“Bahwa apa yang diinginkan DPRD NTT sudah terangkum dalam RUU Perawatan, kami berjanji bahwa periode ini juga RUU Keperawatan bisa diselesaikan,” kata Charles di Ruang Rapat Komisi IX DPR RI, Senayan, Jakarta (28/5)
Charles meminta DPRD Provinsi NTT untuk terus meningkatkan pengawasan realisasi anggaran terhadap pembangunan infrastruktur, SDM kesehatan serta sarana prasarana kesehatan dengan mengedepankan upaya promotif dan preventif di wilayah Provinsi NTT.
Charles meminta bantuan DPRD NTT untuk mengawasi RS Johanes yang manajemennya dinilai buruk. Karena RSUD merupakan tanggung jawab daripada DPRD Provinsi dalam pengawasan APBDnya.
“Mengenai infrastruktur di bidang kesehatan, mungkin teman-teman di Komisi IX ngiri karena NTT mendapat porsi yang paling besar. Kemarin tidak ada Rumah Sakit yang mendapatkan anggaran 40 M, kecuali RS Johanes di NTT. Namun manajemen di RS Johanes amburadul tolong diawasi dengan baik,” ujar Charles.
Untuk masalah RS Johanes, Komisi IX DPR RI sudah meminta Kementerian Kesehatan dan Kementerian Kesehatan sudah turun dua kali untuk memberhentikan RS tersebut dalam arti bagaimana membantu menata sehingga benar-benar RS tersebut dapat berjalan dengan baik.
Charles memberikan contoh amburadulnya RS Johanes, bahwa obat-obat rutin yang semestinya dibeli namun tidak tersedia di RS Johanes. RS Johanes malah membeli obat-obat yang komisinya besar. Sehingga obat-obat yang komisi besar dan tidak dipakai tersebut menumpuk di gudang, sedangkan obat-obat rutin itu tidak ada. Sebagai contoh yang lain, sudah ada agenda untuk cuci darah namun regretnya juga tidak ada, harus pasien yang beli.
Dijelaskan Charles bahwa tahun ini akan dibangun RS Perbatasan di Atambua dengan dana 70 Milyar, dan sudah dikucurkan sebesar 35 Milyar. Untuk Sumbawa Tengah yang tidak memiliki Rumah Sakit, sudah diletakkan Rumas Sakit Lapangan. Tinggal Sumbawa Barat Daya.
“Jika dana BOP dibawa ke selatan, NTT paling tinggi di Indonesia. NTT yang medannya dinilai tidak seberapa, namun NTT mendapatkan dana 250 juta per puskesmas, termasuk papua barat, yang lain semua dibawah,” papar Charles.
Sedangkan mengenai tenaga kesehatan Poltekes, juga mendapatkan bantuan yang sangat besar. Gedungnya 17 Milyar untuk tahun 2012 dan untuk peralatannya 20 Milyar. “Hanya satu yang tidak dapat kami perjuangkan yaitu mengenai RS Jiwa, yang sebenarnya hanya membutuhkan 20 M. Waktu itu kami masih di Badan Anggaran sudah kami perjuangkan tapi tidak bisa. Tidak diijinkan oleh Bappenas dan Diknas,” imbuhnya.
Menurut Charles perhatian Komisi IX DPR RI untuk NTT sangat luar biasa, sampai masalah air bersih dari kesehatan dengan program tapsimasnya, demikian pula dengan hal perbaikan gizi hanya NTT saja yang mendapat pehatian pemerintah cukup besar. (sc)