Pembangunan Daerah Terdepan dan Terluar Butuh Keberpihakan Pemerintah Pusat

11-08-2022 / KOMISI VI
Anggota Komisi VI DPR RI Nevi Zuarina saat mengikuti Kunjungan Kerja Reses Komisi VI DPR RI ke Kalimantan Utara (Kaltara), Selasa (9/8/2022). Foto: Oji/nvl

 

Anggota Komisi VI DPR RI Nevi Zuarina menegaskan bahwa pembangunan daerah terdepan, terluar dan tertinggal (3T) membutuhkan keberpihakan pemerintah pusat. Hal tersebut diungkapkannya saat mengikuti Kunjungan Kerja Reses Komisi VI DPR RI ke Kalimantan Utara (Kaltara), Selasa (9/8/2022).

 

"Menjadi daya tarik tersendiri karena provinsi ini baru berdiri 10 tahun dan merupakan provinsi terluar di negara kita. Kami ingin masyarakat Kaltara cinta kepada negaranya karena merasa diperhatikan oleh kami di pusat sebagai anggota DPR RI," tukas Nevi.

 

Politisi fraksi PKS ini melanjutkan bahwa sebagai provinsi terluar dan terdepan berbatasan langsung dengan Malaysia jangan sampai rasa nasionalisme masyarakat menurun karena kurangnya pembangunan di sini. "Kami sangat mendukung pembangunan dari pemerintah pusat melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN) antara lain agar mereka merasakan program Bahan Bakar Minyak (BBM) satu harga, LPG 3 kg satu harga, pembangunan pelabuhan serta pembangunan smelter harus kita dukung," imbuhnya.

 

Legislator Dapil Sumatera Barat II ini menambahkan, penugasan pemerintah pusat kepada BUMN untuk mendukung pembangunan berbagai infrastruktur di Kaltara memang membutuhkan kerja keras dengan luas wilayah Kaltara yang menantang, memerlukan biaya yang cukup besar dan perlu kita support dan kawal.

 

Disisi lain, Nevi juga menyoroti roadmap pembangunan infrastruktur pelabuhan di Kaltara oleh Pelindo yang menurutnya targetnya terlalu lama yaitu sampai tahun 2039. "Roadmap Pelindo ini saya rasa perlu ditinjau ulang. Keterlambatan pembangunan di dalam negeri justru dikhawatirkan akan menggerus rasa patriotisme masyarakat. Dampaknya produk negara tetangga yang lebih murah menjadi lebih diminati oleh masyarakat ketimbang produk dalam negeri," pungkasnya.

 

Hal senada diungkapkan Anggota Komisi VI DPR RI Muhammad Husein Fadlulloh terkait tata kelola pelabuhan di Kaltara agar segera diperbaiki untuk memudahkan lalu lintas perputaran barang di Kota Tarakan dan sekitarnya ke negara tetangga. Kemudahan lalu-lintas barang melalui pelabuhan ini akan menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi daerah dan meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) yang lebih tinggi lagi dari ekspor-impor melalui pelabuhan-pelabuhan yang ada di Tarakan.

 

"Dengan PAD yang meningkat maka kota ini bisa terbangun lebih baik lagi dan bisa bersaing dengan negara tetangga Malaysia. Tarakan ini oleh pemerintah pusat akan menjadi halaman depan bukan halaman belakang lagi," tutup politisi Gerindra ini. (oji/aha)

BERITA TERKAIT
Asep Wahyuwijaya Sepakat Perampingan BUMN Demi Bangun Iklim Bisnis Produktif
09-01-2025 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir berencana akan melakukan rasionalisasi BUMN pada tahun 2025. Salah...
147 Aset Senilai Rp3,32 T Raib, Komisi VI Segera Panggil Pimpinan ID FOOD
09-01-2025 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengungkapkan raibnya 147 aset BUMN ID Food senilai Rp3,32 triliun. Menanggapi laporan tersebut,...
Herman Khaeron: Kebijakan Kenaikan PPN Difokuskan untuk Barang Mewah dan Pro-Rakyat
24-12-2024 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen akan mulai berlaku per 1 Januari 2025. Keputusan ini...
Herman Khaeron: Kebijakan PPN 12 Persen Harus Sejalan dengan Perlindungan Masyarakat Rentan
24-12-2024 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi VI DPR RI Herman Khaeron menyoroti pentingnya keberimbangan dalam implementasi kebijakan kenaikan Pajak Pertambahan Nilai...