Ketua DPR Ajak Masyarakat Bangun Ekonomi Komunitas
Ketua DPR Marzuki ALie mengajak masyarakat Indonesia mengembangkan ekonomi komunitas. Karena melalui pemberdayaan ekonomi dan potensi lokal diharapkan kesejahteraan masyarakat Indonesia semakin meningkat.
"Melalui komunitas kita mengedepankan prinisp-prinsip kekeluargaan, karena semua bekerja untuk mencapai kesejahteraan bersama," ujarnya saat menerima Ketua IWAPI Rina Fahmi Idris dan rombongannya di Gedung Nusantara III DPR, Rabu, (13/6).
Menurut Marzuki, dalam lingkungan komunitas semua memperoleh pembinaan dan melalui cara ini diharapkan perekonomian bisa segera bangkit. "Ini akan sulit dan hasilnya tidak signifkan kalau perorangan," katanya.
Dia menambahkan, melalui peningkatan potensi lokal diharapkan masyarakat setempat bisa mandiri dan Membangun potensi ditempatnya sehingga mereka bisa mandiri. "Hasilnya luar biasa bila kita bangun komunitas yang penting pola pembinaan, dengan kerja bersama, tanggung jawab bersama dan untung sama-sama," paparnya. Mengenai hak cipta UMKM, Marzuki mengatakan, masyarakat perlu disosialisaskan mengenai pentingnya hak paten bahkan kalau perlu harus didorong dengan membuat produk legislasinya dari DPR.
Terkait konflik di organisasi internal IWAPI, Marzuki mengharapkan segera rekonsiliasi dengan merangkul pihak yang kalah atau berbeda pendapat. "Nantinya apabila tidak segera dilakukan menyebabkan kerugian bagi organisasi tersebut,"ujarnya.
Ketua IWAPI Rina Fahmi Idris mengatakan, pertemuan dengan Pimpinan Dewan intinya melaporkan bahwa kekisruhan di tubuh IWAPI sudah tuntas seiring dengan terbitnya keputusan MK terkait kepengurusan IWAPI.
Terkait UMKM, lanjut Rina, perhatian dan perlindungan produk jasa UMKM dari pemerintah masih minim. karena itu perlu didorong perlindungan aset UMKM. "Kita mengharapkan jajaran Gubernur melindungi kekayaan internal daerahnya masing2 seperti perlindungan HAKI geografis," katanya.
Menurut Rina, IWAPI memiliki program mengembangkan jiwa wiraswasta bagi kalangan muda. "Kebiasaan ini penting sekali dibangun dari anak-anak karena lapangan pekerjaan makin sulit dan terbatas," ujarnya.(si)/foto:iwan armanias/parle.