BMKG Harus Memetakan Jalur Gempa di Indonesia

22-11-2022 / KOMISI V
Ketua Komisi V DPR RI Lasarus (kanan) saat rapat dengar pendapat Komisi V dan BMKG, Selasa (22/11/2022). Foto: Arief/nr

 

Komisi V DPR RI menggelar rapat kerja bersama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), dalam rapat ini Komisi V memberikan perhatian khusus pada potensi gempa, terlebih lagi kemarin telah terjadi gempa di Cianjur M 5,6. Atas tragedi tersebut, Ketua Komisi V DPR RI Lasarus meminta BMKG aktif memetakan jalur gempa yang ada di Indonesia. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi siklus 20 tahun gempa serupa di Cianjur.

 

"Dari BMKG mungkin perlu untuk memetakan secara aktif dan ini melihat sejarah dari paparan tadi. Ini kan terjadi berulang saya baca di media juga menurut Presiden tadi siklus 20 tahunan dan seterusnya menurut saya perlu dipetakan daerah-daerah yang dilalui dari lempengan ini," kata Lasarus dalam rapat dengar pendapat Komisi V dan BMKG, Selasa (22/11/2022).

 

Lasarus juga mengingatkan soal pembangunan rumah di sekitar lokasi yang tidak sesuai standar. Ia berharap, setelah BMKG memetakan wilayah, pihak terkait bisa lebih memerhatikan dampaknya.

 

"Pemerintah nanti akan memberi roadmap kepada masyarakat yang ada di jalur gempa. Ketika mereka membangun rumah harus ada sisi-sisi teknis yang harus dipertimbangkan. Kalau tidak masyarakat kekurangan informasi. Kalau ada kekurangan informasi dari kita, BMKG, pemerintah itu kesalahan kita. Itu harus kita perbaiki," jelasnya. 

 

Menurutnya dengan adanya pemetaan jalur gempa, Komisi V bisa membahas siasat menangani jalur gempa dengan kementerian terkait. Terutama Kementerian PUPR bisa mengambil langkah-langkah yang dipandang perlu sesuai dengan tupoksinya, terkait dengan konstruksi dan sebagainya. 

 

Lebih lanjut, Lasarus pun mengingatkan analisis terkait standar bangunan tahan gempa sudah lama ada. Banyaknya korban gempa di Cianjur yang tewas membuktikan standar yang kurang baik.

 

"Ini kan analisa bangunan gempa dan seterusnya itu sesuatu yang sudah dipelajari sejak lama dan teknologi itu ada. Kalau kita melihat kejadian yang di Cianjur ini saya lihat rumah yang roboh-roboh itu memang rumah yang tidak memenuhi standar ketahanan gempa. Kalau rumah yang kokoh-kokoh saya lihat cenderung masih bisa bertahan dengan goncangan kemarin," paparnya. (ssb/aha)

BERITA TERKAIT
Pemangkasan Anggaran di KemenPU Dapat Berdampak pada Keselamatan Pengguna Jalan
08-02-2025 / KOMISI V
PARLEMENTARIA, Jakarta - Pemotongan anggaran Kementerian Pekerjaan Umum (PU) terus menuai sorotan. Anggota Komisi V DPR RI Irmawan menilai pemangkasan...
Kecelakaan di GT Ciawi, Bakri: DPR Akan Bentuk Panja Standardisasi Jalan Tol
07-02-2025 / KOMISI V
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi V DPR RI, A. Bakri HM, menyatakan bahwa pihaknya akan membentuk Panitia Kerja (Panja) untuk...
Kecelakaan Maut Ciawi, Sudjatmiko Minta Perketat Pengawasan Kendaraan Niaga
07-02-2025 / KOMISI V
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi V DPR RI Sudjatmiko turut prihatin atas kecelakaan maut yang terjadi di pintu tol Ciawi...
Anggaran Kemen PU Terjun Jadi 29 T, Lasarus: 1000% Saya Tak Setuju!
06-02-2025 / KOMISI V
PARLEMENTARIA, Jakarta - Rapat Kerja Komisi V DPR RI pada Kamis (6/2/2025) diwarnai oleh sejumlah protes, hal ini timbul lantaran...