Rofik: Diklat '3-in-1', Salah Satu Solusi Tekan Angka Kemiskinan

27-11-2022 / LAIN-LAIN
Anggota DPR RI Rofik Hananto dalam foto bersama usai membuka pelatihan bertajuk Diklat 3-in-1. Pelatihan berbasis kompetensi operator jahit ini dilaksanakan di PT. Sansan Kalitex Jaya. Foto: Ist/nr

 

Anggota DPR RI Rofik Hananto mengatakan dampak pandemi terhadap bidang ketenagakerjaan masih nyata. Belum lagi, ketidakpastian kondisi ekonomi menjadi tantangan baru untuk mencari lapangan pekerjaan.

 

Karenanya, ia membuka pelatihan bertajuk Diklat 3-in-1. Pelatihan berbasis kompetensi operator jahit ini dilaksanakan di PT. Sansan Kalitex Jaya, Kec. Kalibagor, Kab. Purbalingga. Diklat 3-in-1 merupakan program kemitraan antara Komisi VII DPR RI dengan Kementerian Perindustrian. 

 

Dimana kegiatan tersebut berupaya memberikan pelatihan gratis bagi masyarakat agar mendapatkan kompetensi yang dibutuhkan industri sehingga siap terjun langsung di dunia kerja. Rofik menilai bahwa pelatihan ini merupakan program yang bagus, karena memberikan kesempatan langsung kepada peserta untuk bekerja.

 

Adapun 3-in-1 yang dimaksud itu sendiri mencakup pelatihan, sertifikasi kompetensi, dan penempatan kerja. "Ini pelatihan yang sangat bagus sekali. Karena dari dulu permasalahan yang sering terjadi (adalah) melatih calon tenaga kerja (tapi) tidak ada tanggungan kerjanya,” ujar Rofik dalam keterangan tertulis yang diterima Parlementaria, Sabtu (26/11/2022).

 

Politisi Fraksi PKS tersebut juga mengatakan pelatihan ini menjadi solusi bagi penekan angka kemiskinan yang cukup tinggi bagi dapilnya, yang termasuk tiga besar kabupaten termiskin di Jawa Tengah. “Ini solutif sekali karena memicu Kabupaten Purbalingga, Banjarnergara, Kebumen sampai sekarang masih ranking teratas kemiskinan, itu ya karena kesempatan untuk melamar kerja tidak semudah tempat lain,” ujar Legislator Dapil Jateng VII tersebut.

 

Kepada peserta diklat, Rofik juga berpesan kepada untuk memanfaatkan pelatihan ini dengan baik dan menjadi individu yang kompeten serta memiliki karakter baik. “Tenaga industri tidak hanya cukup punya keterampilan soft skill (dan) hard skill, tapi punya karakter yang memadai untuk industri, ora males, ora ledha ledhe, ora (masang) wajah suram,” ungkapnya. (ann/aha)

BERITA TERKAIT
Dapat Apresiasi, Tingkat Kesembuhan Ternak Terinfeksi PMK di Purbalingga Mencapai 95 Persen
15-01-2025 / LAIN-LAIN
PARLEMENTARIA, Jakarta - Kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak yang sempat mengkhawatirkan di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah,...
Aqib Ardiansyah Dukung Program Makan Bergizi Gratis di Purbalingga
13-01-2025 / LAIN-LAIN
PARLEMENTARIA, Jakarta - Dalam rangka meningkatkan kualitas hidup masyarakat khususnya dalam hal gizi anak, Anggota DPR RI Aqib Ardiansyah mengungkapkan...
Syafruddin: Anggaran Program MBG Per Porsi Rp10.000 di Kaltim Tidak Mencukupi
12-01-2025 / LAIN-LAIN
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota DPR RI Syafruddin memberikan penilaian tentang pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kalimantan Timur. Dalam...
Langit Jakarta Berpijar: Harapan Baru di Awal 2025
01-01-2025 / LAIN-LAIN
PARLEMENTARIA, Jakarta - Langit Jakarta berpendar dengan kilauan kembang api, menandai berakhirnya tahun 2024 dan menyambut datangnya tahun 2025. Di...