AIPA Bersatu, Kejar Target Asean Bebas Narkoba 2015
Fakta masih tingginya angka peredaran narkoba membuat anggota AIFOCOM (AIPA Fact Finding to Combat The Drug Menace) mempertanyakan target pencapaian Asean Free Drug 2015 yang telah ditetapkan pemerintah dalam hal ini Asean.
“Apakah kita bisa memenuhi target Asean Free Drug Zone 2015 itu. Setelah melihat laporan dari berbagai negara saya rasa ini akan jadi pekerjaan yang sulit,” kaa Susan Yap Sulit anggota delegasi dari Filipina dalam Sidang ke-9 AIFOCOM di Yogyakarta, Selasa (10/7/12).
Hal senada juga disampaikan delegasi Malaysia, Amin Mulia yang menyebut pencapaian target dalam 3 tahun kedepan adalah target luar biasa besar. “Sisa waktu 3 tahun adalah waktu yang sulit tetapi mungkin kita bisa me-minimalisir sampai batas waktu tertentu, kalau sampai nol saya rasa sulit,” paparnya.
Juru bicara dari parlemen Vietnam Tran Van Hang mengingatkan konsep bebas narkoba 2015 ini dikembangkan oleh Asean bukan AIPA. Sebagai sebuah target menurutnya sah saja, dalam kaitan itu tugas parlemen adalah mengawasi proses pencapaiannya. Ini dapat dilakukan pada pertemuan AIFOCOM yang berlangsung setiap tahun.
Berbicara pada kesempatan berbeda ketua persidangan, Sidharto Danusubroto menekankan pencapaian target perang dengan narkoba ini tidak akan tanpa kerjasama segenap pihak, termasuk AIPA dan Asean. Narkoba saat ini sudah menjadi bisnis miliaran dollar dan sebagian menjadi lifestyle anak muda di negara-negara Asean. Apalagi memperhatikan fakta yang disampaikan delegasi Myanmar ada satu wilayah di hutan wilayah negara itu dikuasai kelompok bersenjata untuk bertanam opium.
“Target yang telah ditetapkan pemerintah negara-negara Asean sudah menjadi target kita bersama dan akan terus kita perjuangkan. Target dalam setiap program perlu ditetapkan kalau toh setelah sampai disana tidak kesampaian, kita terus perjuangkan terutama untuk menyelamatkan generasi muda Asean,” pungkasnya. (iky) foto:ry/parle