Pariwisata Sumatera Barat Tidak Berkembang Signifikan
Pariwisata di Sumatera Barat (Sumbar) dinilai tidak ada perkembangan yang signifikan. Penilaian tersebut disampaikan Anggota Tim Kunjungan Kerja Komisi X DPR RI ke Provinsi Sumatera Barat, Dedi Suwandi Gumelar disela-sela pertemuan dengan jajaran Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Sumatera Barat di Pendopo Gubernur Sumatera Barat, Padang, Senin (17/12)
“Dari tahun 1980 saya sudah ke Sumbar, tidak ada perkembangan yang cukup signifikan di bidang pariwisata terutama di kotanya,” jelas Dedi.
Dijelaskan Dedi, mengapa Sumbar menjadi tujuan Komisi X DPR RI. Sumbar sebagai kota sejarah dan kota pendidikan yang sedemikian besar potensi pariwisatanya harus didorong lebih maju.
Namun dirinya tidak melihat investasi di kota Padang. “Mulai dari bandara sampai ke Pendopo Gubernur Sumbar, investasi tidak kelihatan”, kata Dedi.
Padahal menurutnya, orang Sumbar di Jakarta adalah orang-orang maju dan besar semua, namun ketika datang ke Sumbar, sangat ironis.
Dedi menyatakan bahwa pariwisata Sumbar belum mendorong investasi. Pasalnya destinasi wisata di Sumbar belum dilengkapi dengan fasilitas penginapan. Misalnya saja orang yang berwisata ke Bukit Tinggi dia harus kembali ke Padang, karena tidak bisa bermalam di sana. “Bagaimana kita bisa mendongkrak wisata di Sumbar?” tanyanya.
“Industri pariwisata akan sulit menjual dan mempromosikan, apabila fasilitas daerah minim,” imbuh politikus dari F-PDIP.
Dedi memberikan saran kepada Asita Sumbar yang turut hadir dalam pertemuan tersebut. Sebagai pihak swasta Asita diminta ikut berperan dalam perkembangan industri pariwisata di Sumbar.
“Kami mohon dari Asita, karena yang menjalankan pariwisata adalah industri. Kementerian Pariwisata dan Kepala Dinas hanya sebagai fasilitator dan Regulator dan 17 instansi yang terlibat didalamnya. Motornya adalah industri” terang Dedi.
Dedi meminta kepada Kepala Dinas Pariwisata Sumbar, data kunjungan ke situs-situs di Sumbar dan Kawasan yang belum dikelola baik oleh pemerintah pusat maupun pemda.
Sependapat dengan Dedi, Itet Tridjajati Sumarijanto (F-PDIP) menyatakan bahwa potensi pariwisata di Sumbar sangat luar biasa terutama dari segi arsitektur bangunan khas Sumbar yang tidak ada duanya di dunia.
Menurutnya, pemerintah daerah Sumbar bisa mengundang wisatawan dari seluruh dunia untuk mellihat adat istiadat Sumbar dan bentuk khas arsitektur Sumbar.
Itet minta kepada Pemda Sumbar, agar dibuat kebijakan pemda Sumbar bahwa gedung-gedung instansi pemerintah, gedung perkantoran jangan diubah. Karena itu merupakan salah satu asset Sumbar.
“Karena asset kedua adalah pariwisata setelah pertambangan, yang tidak pernah akan habis,” jelas Itet.
Dalam kesempatan tersebut, Itet juga mempertanyakan besarnya biaya promosi pariwisata Sumbar. Karena dia pernah ke salah satu tujuan wisata di Sumbar, namun tidak ada brosur atau apapun yang mempromosikan tempat wisata tersebut. (sc)