Marzuki: Kami Datang Sebagai Relawan
Setelah ke kawasan banjir di Jakarta dan Banten, Ketua DPR RI Marzuki Alie melanjutkan kunjungan silaturrahim, menyapa korban banjir di Desa Munibakti, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat, Selasa (22/1/13). Disini ia menemui 1373 KK dari 8 Rukun Tetangga yang wilayahnya telah terendam selama 3 hari, dengan ketinggian air ada yang mencapai sepinggang orang dewasa.
"Kami datang sebagai relawan, bersilaturrahim dengan bapak ibu disini, sekaligus mengantarkan bantuan yang telah dihimpun dari sebagian anggota DPR, karyawan setjen dan donatur yang terketuk hatinya membantu saudara sebangsa yang terkena musibah," kata Marzuki saat menyampaikan sambutan dihadapan warga yang berkumpul di depan posko kesehatan yang dikelola oleh Tim Posko DPR Peduli Banjir.
Ia menambahkan kunjunganya juga dalam rangka menjalankan fungsi pengawasan terhadap kinerja Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Kementrian Sosial. "Kalau DPR tidak punya uang untuk kegiatan seperti ini, DPR hanya menyetujui anggaran yang akan disalurkan BNPB, pemerintah termasuk untuk penanganan bencana. Kita lihat apakah anggaran yang telah disetujui digunakan dengan benar," imbuhnya.
Dalam kunjungan tersebut Marzuki meninjau persawahan milik rakyat yang terendam dan terancam gagal produksi, menyapa tim medis dari klinik DPR yang memberikan layanan kesehatan gratis bagi seluruh warga. Ia juga secara simbolis menyerahkan bantuan berupa konsumsi, paket sembako dan selimut.
"Bapak Ibu, yakinlah dibalik musibah selalu ada hikmah dan berkahNYA. Paling tidak hari ini kita bisa bertemu, bersilaturrahim, kalau tidak banjir belum tentu Ketua DPR bisa datang kesini ya," ungkapnya disambut tepuk tangan warga.
Sementara itu Kepala Dusun Tiga, Desa Munibakti, Sobur menyatakan senang Ketua DPR akhirnya bisa datang. Menurutnya inilah kunjungan pejabat negara yang langsung menyapa warga korban banjir di wilayahnya. "Sebelum ini ada Pak Bupati datang tapi numpang lewat doang di kantor desa, pejabat lain belum ada yang berkunjung," kata dia.
Ia juga menyampaikan aspirasi agar pemerintah memberikan perhatian kepada sawah warganya yang sudah terendam selama 3 hari. Petani setempat mengkhawatirkan padi yang baru berusia sebulan tidak akan kuat terendam lama sehingga terpaksa harus diganti dengan bibit baru. Harapannya pemerintah dapat membantu karena pembiayaan proses tanam baru perlu anggaran cukup besar. (iky). foto:iky