Komisi IV : Tata Kelola Buruk Sebabkan Harga Daging Tinggi
Anggota Komisi IV DPR RI mengharapkan Pemerintah memperbaiki mekanisme dan tata kelola daging. “Hingga saat ini tidak ada regulasi yang serius untuk itu, Tata kelola daging buruk,” kata Honing Sanny.
Menanggapi, Harga rata-rata daging sapi di Indonesia saat ini adalah yang paling mahal di ASEAN. Saat ini harga rata-ratanya mencapai Rp 85.000-Rp 90.000/kg, di Gedung Nusantara II DPR RI, Selasa (5/2).
Honing Sanny menjelaskan Komisi IV telah membentuk Panja Daging. Menurutnya semua yang berkaitan dengan pangan harus ada tanggung jawab interdepartemen, sedangkan interdepartemen mengalami masih mengalami kesulitan koordinasi.
Dia memisalkan satu komisi tidak dapat mengontrol dari sisi operasional kebijakan yang berkaitan dengan pangan, karena Kementerian Pertanian pasti berdalih bukan hanya tanggungjawabnya, tetapi juga Kementerian Perdagangan. “Perlu adanya koordinasi yang baik antar kementerian yaitu Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan dalam memperbaiki tata kelola daging,” Tegas Politisi Partai Demokrasi Indonesia perjuangan.
Salah satu penyebab tingginya harga daging yaitu ketidakseimbangan antara permintaan dan suplai. Permintaan terhadap daging dari kota-kota besar di berbagai daerah Nusantara sangat tinggi, sedangkan pasokan dalam negeri langka.
menurut Honing Sanny, Kementerian Pertanian harus memperkuat peternakan dalam negeri, tetapi jika pola konsumsi masih tinggi mau-tidak mau harus mengimpor . “Impor dengan batas jumlah tertentu dalam jangka pendek masih dapat dipahami,” tambahnya.
Namun dia mengherankan masih tingginya harga daging. “Di banyak tempat dan di banyak negara, impor itu adalah pilihan tetapi tidak mahal, berarti mekanisme impornya yang salah. Ada keuntungan dari pengimpor yang terlalu besar, sehingga dipasaran harganya menjadi mahal,” katanya.
Hal senada disampaikan, Anggota Komisi IV Anton Sihombing, Memang telah salah tata kelola yang menyebabkan tingginya harga daging. Dia mengatakan bahwa Pemerintah menyamoaikan sapi banyak di masyarakat. “Kalau sapi banyak di masyarakat, tidak mungkin harga sapi naik,” kata Politisi Partai Golkar ini.
Selain itu, Anton menengarai adanya spekulan sapi hidup dan daging sapi. Impor daging dikurangi yang sekarang sebesar 80ribu Ton tetapi tetap harga naik. “Berarti ada spekulan, jadi pemerintah harus jujur berapa stok ternak yang ada dimasyarakat. Jangan memperkira-kirakan,” katanya (as)/foto:iwan armanias/parle.