Jajaran Perbankan Perlu Blusukan
Anggota Komisi VI DPR Hendrawan Supratikno mengkritik keras laporan BRI soal pemerataan Kredit Usaha Rakyat (KUR). Sebagai mantan akademisi, ia melihat ada rekayasa hasil laporan penelitian yang dilakukan antara Bank Rakyat Indonesia (BRI)dan Universitas Indonesia (UI) menyangkut data statistik KUR.
“Data yang disampaikan hari ini dari bapak-bapak berbeda sama sekali. Tolong semua jajaran perbankan blusukan,” katanya, di hadapan Rapat Kerja (Raker) Komisi VI dengan Kementerian Koperasi dan UKM, Deputi Kementerian BUMN, dan jajaran Direksi Bank BUMN, Di Gedung Nusantara I DPR RI, Rabu (6/2) yang dipimpin Ketua Komisi VI DPR Airlangga Hartarto.
Menurut Hendrawan, dengan blusukan-meniru Jokowi- jajaran direksi bank-bank pemerintah akan melihat fakta yang sebenarnya di tengah masyarakat soal pemanfaatan KUR ini.
Sebelumnya, Direksi BRI mengungkapkan hasil penelitian pemanfaatan KUR yang bekerjasama dengan Fakultas Ekonomi UI. Dari hasil penelitian itu disampaikan bahwa KUR membawa manfaat bagi masyarakat. Omset para debitur meningkat tajam setelah mendapat KUR. Bahkan, serapan tenaga kerja miskin juga meningkat seiring pengucuran KUR ke setiap wilayah.
Menanggapi laporan tersebut, Hendrawan mengutip hasil temuan Bank Indonesia (BI). Ternyata, hasil survei BI memperlihatkan bahwa pada bulan Juni 2012 hanya 19,1 persen keluarga Indonesia yang memanfaatkan atau berhubungan dengan kredit perbankan untuk modal usaha. Jadi hampir 81 persen sisanya tidak pernah tersentuh kredit modal usaha.
“Kalau Bapak dapat hasil penelitian dari UI, aset naik omset naik 22 kali lipat seperti yang Bapak laporkan tadi, Bapak dibohongi. Saya 28 tahun bekerja sebagai dosen,” timpalnya. Nalurinya, lanjut Hendrawan, bangkit mendengar hasil laporan penelitian tersebut.(mh)/foto:iwan armanias/parle.