Meski PHK Tinggi, Surabaya Berperforma Positif Kelola Ketenagakerjaan

05-09-2024 / KOMISI IX
Anggota Komisi IX DPR RI Anas Thahir usai pertemuan di Surabaya, Jawa Timur, Kamis, (5/9/2024). Foto : Zulfikar/Andri

PARLEMENTARIA, Surabaya - Intensitas kasus Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di Indonesia mengalami lonjakan signifikan pada tahun 2024. Data terbaru dari Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) mencatat 46 ribu kasus PHK dari Januari hingga Agustus 2024. Meski demikian, menurut Direktorat Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Ditjen PHI JSK) Surabaya menunjukkan pengelolaan ketenagakerjaan yang lebih baik dibandingkan daerah lain.


"Alhamdulillah, kita mendapat masukan yang cukup menggembirakan, terutama dalam hal pengelolaan BPJS Ketenagakerjaan di Surabaya. Coverage kepesertaan, termasuk sektor informal, sudah sangat tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya," ujar Anggota Komisi IX DPR RI Anas Thahir usai pertemuan di Surabaya, Jawa Timur, Kamis, (5/9/2024).


Meski demikian, tantangan terkait Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) masih menjadi perhatian. Menurut Anas, angka PHK di Surabaya mencapai sekitar 1.000 orang tahun ini, meskipun jumlah tersebut masih lebih rendah dibandingkan daerah lain seperti Jawa Tengah, yang didominasi oleh sektor tekstil.


Legislator PPP ini, juga menekankan pentingnya kesiapan Dinas Ketenagakerjaan Surabaya dalam mengantisipasi lonjakan PHK. "Yang penting adalah kesiapan dinas tenaga kerja dalam mengendalikan agar PHK tidak terus meningkat," katanya.


Terkait dengan fenomena importasi tekstil dari Cina yang berdampak pada industri tekstil nasional, dengan ini DPR RI saat ini tengah membahas undang-undang tekstil untuk melindungi para pengusaha dalam negeri. 


"Kami ingin memastikan pengusaha memiliki daya tahan menghadapi gempuran tekstil impor dari Cina, namun di sisi lain juga melindungi masyarakat agar tidak terkena dampak lonjakan harga," jelasnya.


Selain upaya regulasi, Anas menekankan pentingnya peningkatan daya saing nasional melalui peningkatan produktivitas, profesionalisme, dan keterampilan tenaga kerja Indonesia. "Kita harus meningkatkan daya saing dengan negara lain seperti Cina dan India. Tanpa itu, kita tidak akan mampu berkompetisi secara global," pungkasnya.


Dengan pengawasan yang terus dilakukan oleh Komisi IX DPR RI, diharapkan kesejahteraan tenaga kerja dan stabilitas industri di Indonesia, termasuk di Surabaya, dapat terus meningkat. (upi/aha)

BERITA TERKAIT
Dukung MBG, Kurniasih: Sudah Ada Ekosistem dan Ahli Gizi yang Mendampingi
07-01-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Jakarta – Anggota Komisi IX DPR RI Kurniasih Mufidayati, menyatakan dukungannya terhadap implementasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang...
Nurhadi Tegaskan Perlunya Pengawasan Pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis
07-01-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Jakarta – Anggota Komisi IX DPR RI, Nurhadi, menegaskan komitmennya untuk mengawal pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang...
Dukung Program MBG, Legislator Tekankan Pentingnya Keberlanjutan dan Pengawasan
07-01-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Jakarta – Pemerintah secara resmi meluncurkan program Makanan Bergizi Gratis (MBG) pada 6 Januari 2025 di 26 provinsi. Program...
Komisi IX Apresiasi Langkah Pemprov Kaltim Tangani DBD melalui Uji Coba Vaksin Dengue
12-12-2024 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Penajam Paser Utara - Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Nihayatul Wafiroh memberikan apresiasi terhadap upaya Provinsi Kalimantan Timur...