Persepsi Negatif Jadi Tantangan Kesuksesan Imunisasi

22-09-2024 / KOMISI IX
Tim Kunsfik Komisi IX DPR RI saat foto bersama usai pertemuan di Kantor Wali Kota Tangsel, Jumat (19/9/2024). Foto: Safitri/vel

PARLEMENTARIA, Tangerang Selatan - Komisi IX DPR RI menyoroti pelaksanaan agenda Bulanan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) di Tangerang Selatan (Tangsel), Banten. Pelaksanaan program tersebut bukan tanpa tantangan dan kendala meski dilakukan di kota-kota besar. Masih adanya persepsi negatif, minimnya edukasi, serta pemikiran tradisional di lingkup masyarakat akan imunisasi rutin menjadi salah satu kendala belum tercapainya cakupan 100 persen anak-anak Indonesia mendapat imunisasi.

 

Dalam rapat Kunjungan Kerja Spesifik (Kunsfik) yang dilaksanakan di Kantor Wali Kota Tangsel, Jumat (19/9/2024), Anggota Komisi IX DPR RI Saleh Partaonan Daulay mempertanyakan masih adanya perspektif tradisional orang tua akan imunisasi bagi anak. Hal itu, menurutnya, menjadi ganjalan tersendiri akan keberhasilan capaian vaksin serta upaya menekan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) seperti hepatitis B, poliomyelitis, tuberkulosis, dan difteri.

 

"Apakah di Tangerang Selatan ini masih ada perspektif tradisional yang tidak mau anaknya diimunisasi? Sebab kalau masih ada pemikiran seperti itu, itu akan menjadi tantangan tersendiri. Karena dari segi usia, memang anak secara akademik dibutuhkan untuk imunisasi," ucapya dalam rapat yang dihadiri oleh Wakil Wali Kota Tangsel Pilar Saga Ichsan dan stakeholder terkait.

 

Pemerintah telah menetapkan imunisasi rutin lengkap sebagai prasyarat pendaftaran masuk Sekolah Dasar melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri Tahun 2022 antara Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Agama, serta Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Koordinasi tersebut untuk memastikan setiap sekolah memasukkan BIAS sebagai kegiatan wajib Unit Kesehatan Sekolah (UKS) sehingga adanya kesadaran dari orang tua untuk mengimunisasi anak-anaknya pun menjadi penting dalam menyukseskan program tersebut.

 

Anggota Komisi IX DPR RI Putih Sari pun turut menekankan pentingnya imunisasi pada anak, dengan cara kolaborasi semua pihak mulai dari Pemerintah, fasilitas kesehatan (faskes), Sekolah dan orang tua. "Jadi ada 14 vaksin nasional ya yang wajib diberikan oleh Pemerintah sebagai bagian dari sistem transformasi kesehatan yang dijalankan," paparnya dalam forum rapat tersebut.

 

Lebih lanjut, Saleh pun meminta Pemerintah baik pusat dan Daerah serta stakeholder terkait agar memberi perhatian serta aksi yang solutif atas persoalan tersebut. "Imunisasi polio, ini kan penting sekali jangan sampai terlewatkan. Juga rubela, difteri, dan lain-lain," tegasnya. (srw/rdn)

BERITA TERKAIT
Dukung MBG, Kurniasih: Sudah Ada Ekosistem dan Ahli Gizi yang Mendampingi
07-01-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Jakarta – Anggota Komisi IX DPR RI Kurniasih Mufidayati, menyatakan dukungannya terhadap implementasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang...
Nurhadi Tegaskan Perlunya Pengawasan Pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis
07-01-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Jakarta – Anggota Komisi IX DPR RI, Nurhadi, menegaskan komitmennya untuk mengawal pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang...
Dukung Program MBG, Legislator Tekankan Pentingnya Keberlanjutan dan Pengawasan
07-01-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Jakarta – Pemerintah secara resmi meluncurkan program Makanan Bergizi Gratis (MBG) pada 6 Januari 2025 di 26 provinsi. Program...
Komisi IX Apresiasi Langkah Pemprov Kaltim Tangani DBD melalui Uji Coba Vaksin Dengue
12-12-2024 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Penajam Paser Utara - Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Nihayatul Wafiroh memberikan apresiasi terhadap upaya Provinsi Kalimantan Timur...