Tidak Hanya Beras, Program Makan Bergizi Gratis Perlu Hadirkan Pangan dari Varietas Lain

08-11-2024 / KOMISI IV
Anggota Komisi IV DPR RI Edoardus Kaize. Foto: Arief/vel

PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi IV DPR RI Edoardus Kaize menekankan pentingnya Badan Pangan Nasional (Bapanas) untuk tidak hanya berfokus pada beras sebagai sumber pangan utama guna memenuhi kebutuhan pangan nasional. Menurutnya, Bapanas perlu menghadirkan varietas pangan lainnya. Hal ini disampaikannya di dalam rapat kerja bersama Badan Pangan Nasional dan Badan Karantina, Komisi IV DPR RI di Gedung Nusantara, Senayan, Jakarta pada Rabu (11/06/2024).

 

“Pangan itu bukan hanya beras. Pangan itu banyak macam seperti jagung, sagu, singkong, dan ubi jalar, misalnya ada di daerah pegunungan yang padi tidak bisa tumbuh, lalu, apa yang harus ditanam di situ? Oh, singkong bisa tumbuh di sana, jadi ditanamlah singkong.” ujar Edo kepada Parlementaria, di Gedung Nusantara, Senayan, Jakarta, Rabu (06/11/2024)

 

Menurutnya, keberagaman sumber pangan lokal ini penting untuk menjaga ketersediaan pangan nasional. Terlebih, dengan adanya program Makan Bergizi Gratis yang mengharuskan Indonesia memiliki stok pangan yang cukup tanpa harus mengandalkan impor.

 

“Ini yang harus menjadi dasar untuk badan pangan nasional,” tegas Politisi Fraksi PDI-Perjuangan ini.

 

Maka dari itu, kementerian dan lembaga harus saling sinkron dalam upaya peningkatan stok pangan tanpa mengorbankan pangan lain.

 

“Papua itu, sagu cukup. Maka kemarin di pembahasan dengan pertanian, kita sempat diskusikan ada lahan yang dibuka, lahan baru yang dibuka yang juga di dalam lahan baru itu ada sagu yang juga diambil, atau dibabat,” jelasnya

 

“Ini kan sebenarnya bisa diatur dengan baik, supaya mana saja lahan yang tanpa sagu dibersihkan untuk dijadikan sawah, ada lahan yang mungkin ada hidup sagu di sana bisa dikembangkan. Supaya ketersediaan pangan selain beras itu ada juga,” tambahnya

 

Edo pun memberikan catatan lainnya untuk Bapanas, yakni adanya keluhan dari masyarakat Merauke di Dapilnya, yang telah memiliki stok pangan cukup, namun malah didatangkan stok pangan lagi. Hal itu berdampak pada meruginya masyarakat seperti rendahnya harga jual hasil panen masyarakat setempat, tidak laku dan akhirnya menjadi rusak.

 

“Tempat penyimpanan dan segala macam ini yang mungkin harus diperhatikan oleh baik pihak bulog, kementerian pertanian sendiri, maupun badan pangan nasional. Supaya waktu untuk mempersiapkan pangan itu, hal-hal itu diperhatikan,” pungkas Edo. (hal,mj/rdn)

BERITA TERKAIT
Komisi IV Minta Pemerintah Tegas Bongkar Pagar Laut di Tangerang
09-01-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta - Wakil Ketua Komisi IVDPR RIAhmad Yohan meminta pemerintah tegas dan segera membongkar pagar laut misterius yang ada...
Saadiah Uluputty Dukung Bisnis Perikanan di Maluku
09-01-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota DPR RI Komisi IV Saadiah Uluputty menyoroti potensi besar sektor perikanan di Maluku yang belum dimanfaatkan...
Hindun Anisah Desak Pemerintah Gerak Cepat Atasi Lonjakan Wabah PMK
09-01-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta - Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) mulai menyerang ternak di berbagai wilayah di Indonesia. Anggota Komisi IV...
Johan Rosihan: Pemagaran Laut di Perairan Tangerang Pelanggaran Nyata Hak Nelayan
09-01-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi IV DPR RI Johan Rosihan, melakukan inspeksi mendadak (sidak) terkait kasus pemagaran laut sepanjang 30,16...