Tekankan Edukasi Kebersihan dan Kelestarian Hiu Paus di Botubarani
Anggota Komisi VII DPR RI, Zulfikar Suhardi (tengah), saat kunjungan kerja Komisi VII DPR RI ke Desa Wisata Botubarani, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo. Foto: Bunga/vel
PARLEMENTARIA, Bone Bolango – Anggota Komisi VII DPR RI, Zulfikar Suhardi, menyoroti pentingnya peran pemerintah dan masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan serta kelestarian ekosistem laut, terutama untuk mendukung keberlangsungan hidup hiu paus di Desa Wisata Botubarani, Kabupaten Bone Bolango. Dalam kunjungan kerja spesifik ke wilayah tersebut, Zulfikar menyampaikan sejumlah catatan terkait perlindungan hiu paus sebagai daya tarik utama destinasi wisata.
“Saat kunjungan, kami melihat adanya tanda-tanda luka pada bibir hiu paus. Ini menjadi perhatian penting karena menyangkut keselamatan satwa ini. Keberadaan hiu paus sangat bergantung pada kondisi ekosistem laut yang terjaga,” ujar Zulfikar dalam wawancaranya dengan Parlementaria di Bone Bolango, Gorontalo, Kamis (21/11).
Menurut Legislator Fraksi Partai Demokrat tersebut, masyarakat setempat perlu meningkatkan kesadaran terhadap kebersihan lingkungan wisata. Ia mengingatkan bahwa perilaku menjaga kebersihan tidak hanya melindungi hiu paus, tetapi juga seluruh ekosistem laut di kawasan Botubarani.
“Jika limbah atau sampah dibiarkan mencemari perairan, dampaknya tidak hanya pada hiu paus, tetapi juga pada ekosistem laut secara keseluruhan. Oleh karena itu, perhatian pada kebersihan harus menjadi tanggung jawab bersama,” tegasnya.
Edukasi Sebagai Kunci Kelestarian
Zulfikar menekankan pentingnya edukasi berkelanjutan bagi masyarakat setempat mengenai dampak buruk pencemaran lingkungan terhadap satwa laut. Edukasi ini, menurutnya, harus mencakup cara menjaga kebersihan area wisata serta peran masyarakat dalam melestarikan lingkungan.
“Kami mendorong pemerintah untuk memberikan program edukasi tentang kebersihan dan kelestarian satwa laut, khususnya hiu paus. Dengan pendekatan yang baik, masyarakat akan memahami dampak positif dari tindakan mereka terhadap ekosistem dan pariwisata,” tambah Zulfikar.
Ia juga menyampaikan harapan agar upaya pelestarian lingkungan dilakukan secara kolaboratif antara pemerintah, masyarakat, dan pelaku wisata. Menurutnya, hanya dengan kerja sama yang baik, Desa Wisata Botubarani dapat berkembang menjadi destinasi unggulan yang tetap menjaga keseimbangan alam.
“Botubarani memiliki potensi luar biasa untuk menarik wisatawan lokal maupun internasional. Namun, keberhasilan ini harus dibarengi dengan komitmen menjaga kelestarian hiu paus sebagai ikon wisata. Jika dikelola dengan baik, manfaat ekonominya akan dirasakan langsung oleh masyarakat sekitar,” pungkasnya.
Dengan langkah konkret dalam menjaga ekosistem laut dan meningkatkan kesadaran masyarakat, Zulfikar optimistis Desa Wisata Botubarani dapat menjadi contoh destinasi wisata yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. (blf/aha)