Banjir Grobogan, Danang Wicaksana Desak PUPR Usut Penyebabnya
Anggota Komisi V DPR RI, Danang Wicaksana Sulistya. Foto: Azka/vel
PARLEMENTARIA, Jakarta – Curah hujan tinggi menyebabkan banjir melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, yang diperburuk dengan luapan sungai serta jebolnya tanggul di berbagai titik. Kejadian serupa tercatat pernah terjadi pada tahun-tahun sebelumnya. Pada awal tahun 2024, sebanyak 40 desa di Grobogan terdampak banjir.
Anggota Komisi V DPR RI, Danang Wicaksana Sulistya, mengaku telah menerima laporan terkait bencana ini yang melanda Grobogan dan Pati, bagian dari daerah pemilihannya di Jawa Tengah III.
"Memang kemarin saya sudah mendapat laporan, terutama di Grobogan dan Pati. Selama ini wilayah tersebut kerap menjadi langganan banjir. Bahkan, jika pintu air Juwana dibuka, biasanya berdampak hingga Pati," ujar Danang kepada Parlementaria di Gedung Nusantara, Senayan, Jakarta, Rabu (22/1/2025).
Menurut data dari BPBD Grobogan, banjir yang terjadi pada Selasa (21/1/2025) mengakibatkan 17 tanggul sungai jebol, merendam 4.727 rumah, serta melumpuhkan 9 kecamatan dan 27 desa. Selain Grobogan, banjir juga dilaporkan melanda Kabupaten Pati dan Demak. Menanggapi hal ini, Danang mendesak Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk segera mengambil tindakan guna mencegah bencana serupa berulang.
"Kami sudah menyampaikan kepada Kementerian PUPR agar segera menangani masalah ini. Jangan sampai terus berulang setiap tahun. Perhatian khusus perlu diberikan pada daerah-daerah aliran sungai di Grobogan dan Pati," tegas politisi Fraksi Partai Gerindra itu.
Banjir di Grobogan diduga dipicu oleh luapan tiga sungai utama: Sungai Lusi, Sungai Serang, dan Sungai Tuntang. Ketidakmampuan sungai-sungai tersebut menampung debit air yang meningkat menyebabkan genangan setinggi 10-70 cm di sejumlah wilayah.
Selain merendam pemukiman, banjir juga melumpuhkan aktivitas sehari-hari, termasuk kegiatan belajar-mengajar, perekonomian, hingga transportasi. Jalur jalan utama dan perjalanan kereta api terganggu, sementara areal sawah dan lahan pertanian ikut tergenang.
Danang menegaskan pentingnya langkah cepat dan strategis untuk memperbaiki infrastruktur sungai serta mengatasi persoalan tanggul guna memitigasi risiko banjir di masa mendatang. (uc/aha)