Sistem Contra Flow di ruas Tol Cawang-Semanggi Tidak Efektif
Anggota Komisi V DPR RI Mohammad Syahfan Badri Sampurno menilai sistem lawan arus atau contra flow di ruas jalan tol seperti tol Cawang-Semanggi yang diberlakukankan PT Jasa Marga dari jam 06.00-09.30 bukanlah solusi efektif, melainkan hanya sebagai solusi jangka pendek untuk mengurai kemacetan di Jakarta.
“Saya melihat sistem contra flow bukanlah solusi tepat untuk memecahkan masalah kemacetan, melainkan hanya sekedar solusi jangka pendek,”Ujar salah satu Pimpinan BURT ini.
Rencana PT Jasa Marga dalam waktu dekat memberlakukan sistem contra flow di jalur ruas tol Slipi-Grogol mulai Km 15.200 hingga Km 12.400 dan ruas jalan tol Cawang-Rawamangun mulai Km 00.200 hingga Km 6, menurut Syahfan upaya tersebut bukan solusi efektif, karena sistem lawan arus juga dapat menganggu arus lalu lintas di jalan tol di saat volume kendaraan dari arah sebaliknya juga padat.
Menurut Syahfan, pemerintah harus secepatnya mencari upaya solutif dan jangka panjang dalam membangun sistem transportasi massal yang terkoneksi secara terpadu di wilayah jabodetabek.
“Saya apreasiasi rencana pemerintah akan memberlakukan sistem contra flow di ruas jalan tol Grogol-Slipi dan Cawang-Rawamangun. Tetapi, lebih diutamakan segera membangun sistem transportasi massa yang terkoneksi,” Terang Syahfan di sela-sela rapat Komisi V DPR RI, senayan.
Syahfan mengamati tingginya volume kendaraan pribadi yang masuk ke Jakarta dari arah Bodetabek pada hari kerja merupakan dampak dari sistem transportasi yang disediakan pemerintah belum dapat memenuhi jumlah kebutuhan serta belum mampu optimal memberikan kenyamanan pada masyarakat.
Seperti angkutan kereta api, pada saat jam-jam sibuk sangat membludak dan berimpitan jauh dari kenyamanan pengguna. Sehingga, mendorong kalangan menengah ke atas lebih memilih mengguna mobil pribadi walaupun harus menghadapi macet parah.
“Tingginya pengguna mobil pribadi menuju Jakarta dari Bodetabek pada hari kerja, tidak lain disebabkan jumlah transportasi massal yang disediakan pemerintah jauh dari memuaskan, baik dari segi kuantitas maupun kenyamanan,"jelasnya. (si)