Ketua DPR Terima Kunjungan Dubes Irak
Ketua DPR Marzuki Alie di ruang kerjanya di Gedung Nusantara III, Kamis (4/4), menerima kunjungan kehormatan Duta Besar Irak untuk Indonesia, HE. Mr. DR Ismiael Shafiq Muhsin. Tidak ada agenda khusus dalam pertemuan ini, hanya sebatas pamitan karena akan menduduki pos baru sebagai Dubes Rusia.
“Dulu ketika saya berkunjung ke Irak, saya bertemu dengan banyak pihak di sana, seperti Presiden, Perdana Menteri, Wakil Perdana Menteri, dan juga pimpinan parlemen dan Kementerian. Sebelumnya, belum ada pejabat yang ke sana. Saya banyak membicarakan bagaimana hubungan Indonesia dengan Irak agar berjalan semakin lebih baik lagi,” ujar Marzuki ketika berbincang dengan Ismiael.
Terkait dengan hubungan bilateral antar kedua negara, tambah Marzuki, Indonesia sudah melakukan kerjasama yang sudah baik dengan Irak. Hal ini ditandai dengan kunjungan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Hatta Rajasa ke Irak, dan menyepakati untuk membeli minyak dari Irak sebanyak 35 ribu barel per hari.
“Mengingat Irak memiliki sumber energi yang cukup besar, kita sudah melakukan kerjasama, dengan membeli 35 ribu barel minyak per hari. Hal ini turut membangun kerjasama yang lebih baik dalam memproduksi pupuk, karena Irak memiliki energi yang bisa digunakan untuk memproduksi pupuk, yang nantinya tentu pupuk ini sangat bermanfaat bagi Indonesia. Selain itu, juga memberikan kesempatan kepada Indonesia dalam mengeksploitasi sumber-sumber minyak yang ada di Irak,” tambah Marzuki.
Ismiael mengaku sangat berkesan dengan kondisi Indonesia yang bagus, sopan, orang-orangnya yang ramah, serta budaya yang luar biasa. Ia juga mengaku belum fasih berbahasa Indonesia, walaupun sudah cukup lama tinggal di Indonesia.
Mengenai kepindahan Ismiael yang akan dipindahtugaskan ke Moscow, Marzuki berharap Ismiael dapat mempromosikan Indonesia. Selain itu, penggantinya segera diproses, karena banyak pekerjaan yang harus dilakukan.
“Kita berharap, dubes manapun yang pernah bertugas di Indonesia, dapat mengenalkan Indonesia ke dunia luar. Informasi yang baik itu tentu saja dari negara lain, bukan dari negara Indonesia sendiri. Ibaratnya air laut itu tidak perlu diasini, karena sudah asin. Ya begitulah, sehingga cukup orang lain yang mengenalkan Indonesia ke dunia,” harap Marzuki. (sf)/foto:iwan armanias/parle.