Sekjen DPR Terima Mahasiswa Program Partnership Indonesia-US
Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPRRI Winantuningtyastiti berharap dengan adanya kunjungan mahasiswa dari luar Indonesia dapat membuat mahasiswa lebih mengenal Indonesia. Diharapkan, jika mahasiswa lebih mengenal Indonesia, mereka tidak mudah diintervensi oleh berita negatif tentang Indonesia.
“Dengan adanya pengenalan ini, ditunjang dengan sikap kritis mahasiswa, diharapkan mereka dapat lebih mengenal Indonesia, dan tidak mudah dintervensi. Mereka berasal dari Amerika, tentu mereka tidak banyak mengenal tentang Indonesia. Diskusi ini tentu akan sangat menarik. Jika ada kekurangan, hal ini menunjukkan dinamika yang bisa menjadi pelajaran di negara masing-masing,” kata Winantuningtyastiti ketika menerima rombongan mahasiswa Short Course US-Indonesia Partnership Program (USIPP) 2013, Senin (3/6) di gedung DPR.
Dalam pengantarnya, wanita yang akrab dipanggil Win ini menyatakan bahwa Negara Indonesia merupakan negara demokrasi, bukan negara federal atau monarki. Dengan berlandaskan Pancasila, Indonesia membangun sikap saling menghargai, menghormati pluralisme yang ada, religi, serta budaya sebagai kerukunan beragama untuk menjaga keutuhan bangsa Indonesia. Hal ini agar tercipta Indonesia yang lebih kuat, adil, dan sejahtera, dan selalu berorientasi pada kepentingan rakyat sebagai wujud dari demokrasi.
“Pengenalan kepada mahasiswa ini diantaranya seperti bagaimana posisi DPR di dalam sistem pemerintahan, peran dan fungsinya. Selain itu, dalam diskusi ini juga akan dikenalkan bagaimana Indonesia,” ujar Win dalam acara bertema “Religious and Pluralism Democratic Society ini”.
Win mengapresiasi kunjungan mahasiswa ini karena program tersebut sejalan dengan apa yang sudah dijalankan oleh DPR. Ia menyatakan bahwa DPR sudah memiliki program DPR Goes To Campus, yaitu dengan mendatangi kampus-kampus. Namun ada kalanya mahasiswa yang mengunjungi DPR.
“Kunjungan ini juga sangat baik untuk generasi muda, karena kelak ketika mereka sudah lulus, dan bisa mendekatkan hubungan antar negara. Mereka juga dapat mengetahui bahwa Indonesia sangatlah luas, dan terdiri lebih dari 300 etnis, sehingga tidak mudah membangun sikap saling menghormati itu,” tutup Win mengakhiri wawancara. (sf)/foto:odjie/parle/iw.