Siprus Minta Maaf Tutup Kedubes di Indonesia
Wakil Ketua DPR RI Pramono Anung mengatakan dapat memaklumi kebijakan Pemerintah Siprus yang menutup sementara kantor Kedutaan Besar negara itu di Jakarta, Indonesia. Ia berharap krisis ekonomi dan politik yang menimpa negara yang berbatasan dengan Turki dan Yunani tersebut dapat segera berakhir.
"Kita memahami permasalahan sehingga terpaksa menunda kegiatan di kedutaan, yang penting kita harap kedutaan anda masih di Jakarta," katanya saat menerima kedatangan delegasi Parlemen Siprus dipimpin Ketua Komisi Luar Negeri Averof Neofytou di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (4/6/13).
Wakil Ketua DPR Bidang Korinbang ini menambahkan Siprus dan Indonesia memiliki sejumlah kesamaan diantaranya menganut sistem presidensial, multi partai dan latar belakang penduduknya yang multi etnik. Ia menyebut Indonesia dalam posisi siap berbagi pengalaman dalam menyelesaikan sejumlah krisis dan konflik bernuansa separatisme.
"Kita punya pengalaman di Papua, kemudian Aceh, yang ternyata berhasil kita selesaikan dalam bingkai NKRI," imbuh politisi dari Fraksi PDI Perjuangan yang mengaku sudah pernah berkunjung ke Siprus, negara anggota Uni Eropa ini.
Sebelumnya Averof yang datang didampingi Duta Besar Siprus untuk Indonesia Nicos Panayi menjelaskan penutupan kantor Kedubes di Jakarta merupakan pilihan yang sulit. "Krisis yang terjadi memaksa kita untuk memotong anggaran. Kita tidak menutup kedutaan tapi menangguhkan operasinya untuk beberapa waktu sampai kami menyelesaikan permasalahan ekonomi di dalam negeri. Kita minta maaf dan siap re-open kalau masalah sudah tuntas," paparnya.
Siprus lanjutnya harus menghadapi badai ekonomi imbas dari krisis utang Yunani terhadap bank-bank di Siprus, penurunan status ekonomi Siprus menjadi obligasi sampah dan ketidakmampuan negara membayar pengeluaran di pasar internasional. Beban negara yang pernah dijajah Inggris ini bertambah karena sebagian penduduknya di wilayah utara memilih mendirikan Negara Siprus Utara.
Konflik wilayah warisan penjajahan ini melibatkan dua etnis yang berbeda serta agama yang berbeda. Siprus Utara lebih didominasi oleh warga keturunan Turki (Turkhis Cpryot) dengan latar belakang agama Islam liberal, sedangkan Siprus Selatan merupakan wilayah yang didominasi oieh warga keturunan Yunani (Greek Cpryot) dengan mayoritas penduduk beragama Kristen/Katholik. (iky)foto:wahyu/parle