DEWAN AKUI MASIH BANYAK “PR†YANG BELUM TERSELESAIKAN
14-08-2009 /
LAIN-LAIN
Di depan Rapat Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, Ketua DPR RI Agung Laksono mengakui masih banyak tugas-tugas dan pekerjaan rumah yang belum terselesaikan.
“Dalam implementasinya, masyarakat menyorotinya dengan nada sumbang dan negatif,†kata Agung pada Pidato Kenegaraan Presiden Republik Indonesia dalam rangka HUT ke-64 Proklamasi Kemerdekaan RI, Jum’at (14/8) di gedung Nusantara DPR.
Menurut Agung, salah satu tantangan terbesar adalah bagaimana membangun suatu peradaban, tradisi dan kultur berparlemen yang baik, yang dikehendaki oleh rakyat. Dalam hal ini, DPR RI mampu berbicara dan mendialogkan berbagai masalah publik, untuk kemudian dirumuskan menjadi kebijakan dalam bentuk undang-undang dan berbagai kebijakan negara lainnya.
Dewan juga berusaha bagaimana konflik-konflik yang muncul di masyarakat diredam dan dikendalikan. Semua itu, kata Agung, adalah langkah-langkah yang dibangun dan ditradisikan untuk memperkuat fungsi dan kedudukan DPR RI dalam lima tahun berjalan.
Memang, dalam hal ini banyak kelemahan, tetapi dewan berusaha untuk mengatasinya, karena besarnya harapan publik kepada DPR pada saat DPR mengawali tugasnya pada Oktober 2004. Sebagaimana yang sering dia katakan, the revolution of rising expectation (revolusi harapan publik).
Dalam perjalanannya, dewan berusaha untuk memperkuat piranti lunak (software) yang meliputi system, mekanisme, prosedur untuk mengimplementasikan fungsi dan peran. Sementara piranti keras (hardware) meliputi sarana, prasarana, dan faktor-faktor pendukungnya seperti dukungan kualitas dan keahlian, serta kapasitas sumber daya manusia sebagai supporting system. Kendati demikian, semuanya itu memang belum dapat memuaskan publik.
Pada kesempatan tersebut Agung berharap, DPR hasil Pemilu 2009 akan bekerja lebih baik lagi dan akan melanjutkan tongkat estafet bagi pembentukan demokrasi yang ideal melalui lembaga perwakilan rakyat yang bersendikan pada hakikat kemanusiaan yang berkeadilan sosial. (tt)