Banyak Urgensinya Untuk Revisi UU Pilpres

10-07-2013 / LAIN-LAIN

Anggota DPR Indra dari Fraksi PKS menegaskan, banyak urgensinya untuk melakukan revisi terhadap UU Pilpresbahkan merupakan keniscayaan karena beberapa pasal  dari UU tersebut sudah di yudicial review oleh Mahkamah KonstitusiKarena itu harus dikonstruksikan kembali UU Pilpressebagai upaya perbaikan system pemilu Presiden yang akan datang.

“Kita semua menginginkan pada pemilu 2014 nanti bisa menghasilkan Presiden yang lebih baik. Ini menjadi masalahmendasar mengapa perlu revisi UU Pilpres,” katanya di Jakarta, Rabu (10/7).

Hal itu dikatakan Indra sehubungan penundaan kembali pembahasan Rancangan Undang-Undang Perubahan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (RUU Pilpres) dalam rapat Badan Legislasi (Baleg) Selasa (9/7)

Politisi PKS ini menyatakan tidak mengerti kepada partai-partai yang tidak mau melakukan perubahan terhadap UU Pilpres, padahal bicara pilpres bukan hanya masalah presidential threshold (PT). PT hanya salah satu hal dari banyak hal yang perlu diperbaiki.

Cotohnya, kata Indra, masalah rangkap jabatan Preside, sebab  rangkap jabatan seorang Presiden adalah sesuatu yang  burukkarena seorang Presiden adalah milik rakyat, milik semua golongan, semua partai“Seorang  Presiden yang ikut ngurusin partai, tidak mungkin akan bisa fokus,” jelasnya.

Yang kedua, lanjut dia, soal dana kampanye, partai yang menolak perubahan berarti  tidak punya semangat untuk  kejernihan dalam berkampanye.  “Kita ingin dana kampanye terbatasjangan sampai ada inflitrasi para pemodal melalui capres untuk kepentingan mereka. Dana kampanye ini rawan dengan dana asing, kalau tidak ada pembatasan akan luar biasa,” ungkap dia.

Multi efek dari dana kampanye yang tidak terbatas, bisa membeli suara. Sehingga presiden yang lahir dari sebuah beli suara dan tentu merusak demokrasi dan merusak tujuan memilih Presiden dari putra bangsa terbaik.

Dikatakan Indra, harus diakui secara jujur masyrakat kita belum seluruhnya cerdas dalam memilih seorang pemimpian dan ketika tidak ada pembatasan dana kampanye, maka bisa dijadikan instrumen untuk membeli suara.

Selain itu persoalan iklan, sambung Indra, iklan menjadi  hegemoni pemiilik modal menguasai media. Kalau tidak ada pembatasan iklan bisa jadi capres dari pemilik media bisa mengkooptasi citra dari iklan-iklan yang disiarkan terus menerusPada akhirnya image publik bisa terkecoh dengan manisnya iklan. “ Ini harus ada pengaturan, sementara dalam UU Pilpres belum ada,” ia menjelaskan.

Di sisi lain, seorang capres paling tidak bergelar sarjana, sebab dalam UU Pilpres belum diatur. Dia tidak menafikan bahwa kemampuan dan kecerdasan itu bukan dari ijazah saja, tetapi parameter umum yang rasional adalah standar pendidikan walaupun tidak berarti orang tidak berpendidikan tidak memiliki kemampuan.

“Paling tidak, kita ini bangsa besar, harusnya mempunyai standar yang bisa dijangkau secara umum oleh alam pikiran kita. Artinya kalau ada partai yang tidak mendukung, patut dipertanyakan, mereka tidak punya komitmen minimal terhadap empat poin tersebut,” kata Indra menambahkan. (mp)/foto:iwan armanias/parle.

BERITA TERKAIT
Kunjungi Tanambulava Sulteng, Matindas Dengarkan Aspirasi dan Salurkan Bantuan
04-02-2025 / LAIN-LAIN
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota DPR RI Matindas J Rumambi menyerap aspirasi dan menyerahkan bantuan kepada warga Desa Sibalaya Barat, Kecamatan...
Rocky Chandra Serukan Kewaspadaan Masyarakat Hadapi Banjir dan Longsor di Jambi
04-02-2025 / LAIN-LAIN
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota DPR RI dari Dapil Jambi memberikan tanggapan terkait meningkatnya bencana banjir dan longsor yang melanda di...
Rocky Candra Desak Pertamina Tanggung Jawab atas Kerugian Warga Terdampak Proyek di Jambi
02-02-2025 / LAIN-LAIN
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota DPR RI dari Dapil Jambi, Rocky Candra, mendesak PT Pertamina (Persero) dan anak perusahaannya, PT Pertamina...
Novita Hardini Apresiasi Inovasi Pemkab Trenggalek Libatkan Baznas dalam Program MBG
02-02-2025 / LAIN-LAIN
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota DPR RI Dapil Jawa Timur VII Novita Hardini, mengapresiasi inovasi Pemkab Trenggalek dalam menjalankan program Makan...