Pembangunan Terminal 2 Juanda Agar Kedepankan Produk Dalam Negeri
Anggota Komisi V DPR RI Roem Kono mengingatkan pembangunan Terminal 2 Bandara Internasional Juanda, Surabaya jangan hanya mengejar kemegahan dan kemewahan semata. Setiap pihak yang terlibat mesti memperhatikan setiap konstruksi dan design harus mengedepankan produk dalam negeri.
"Jangan hanya berlomba-lomba memperlihatkan kemewahan tapi ternyata peralatan pendukung bandara impor semua, apa kita bisa bangga berada didalam gedung seperti itu," ungkapnya disela-sela kunjungan spesifik ke Provinsi Jatim, Senin (22/7/13).
Bersama 14 orang anggota tim kunjungan spesifik ia terlihat menanyakan sejumlah produk kepada pekerja terminal yang diproyeksikan selesai November 2013 untuk layanan domestik dan Februari 2014 layanan luar negeri. "Kita berharap komponen impor dalam proses pembangunan ini hanya 15 persen," tandasnya.
Sementara itu anggota Komisi V dari FPD Agung Budi Santoso menyayangkan pembangunan terminal 2 hanya menambah 1 runway. "Perlu langkah berani untuk mengembangkan sampai 3-4 runway karena perkembangan penerbangan kedepan akan sangat pesat," ungkapnya.
Ia menyebut Bandara Juanda harus belajar pada pengalaman Bandara Soeta yang sekarang kesulitan mengatur kepadatan lalu lintas pesawat karena keterbatasan runway. "Seharusnya bisa diantisipasi perkembangan sampai 25 tahun ke depan. Juanda tetap akan menjadi tersibuk terutama menuju kawasan timur," imbuhnya.
Terminal 2 Bandara Internasional Juanda dengan luas terminal 45.500 m2 diharapkan dapat melengkapi terminal 1. Kapasitas apron hanya dapat menampung 15 pesawat lebih sedikit dari terminal 1 yang mencapai 31 pesawat. (iky)