Siswono- Tugas Anggota DPR Sudah Overload
Wakil Ketua Badan Kehormatan DPR Siswono Yudo Husodo menyatakan bahwa saat ini tugas anggota Dewan sudah overload. Sehingga, mengakibatkan tingkat kehadiran di Rapat Paripurna menjadi rendah.
“Rendahnya tingkat kehadiran di Paripurna ini ternyata bukan karena anggota DPR itu malas, tapi lebih karena anggota DPR itu terlalu banyak tugasnya. Anggota DPR yang hadir di Paripurna inipunya tugas di Komisi, bersamaan itu dia punya tugas di Alat Kelengkapam Dewan,” kata politisi yang juga menjabat sebagai Anggota Komisi IV, sesaat sebelum Rapat Paripurna, di Gedung Nusantara II, Selasa (17/09).
Politisi Golkar ini menambahkan bahwa faktor rendahnya absen anggota juga disebabkan pada saat bersamaan ada anggota DPR yang menjabatdi duahingga tiga panja, bahkan jugaterlibat di pansus. Selain itu, ada juga yang menjadi caleg, sehinggaada kegiatan di daerah pemilihannya.
“Jadi,menurut saya tugas 560 anggota Dewanterlalu overload.Dalam rangka itulah kita sedang membahas UU MD3. Bagaimana mengatur tata kerja di DPR ini yang membuat setiap anggota DPR bisa lebih tekun, penuh perhatian padabidang yang sudah menjadi tugasnya. Daripada mendapat tugas yang banyak,tapi tidak konsentrasi,” tambah mantan Menteri Negara Perumahan Rakyat pada era Orde Baru ini.
Masih terkait dengan absen, BK juga sudah melakukan penelitian. Siswono menyatakan bahwa selama ini Rapat Paripurna selalu kuorum, walaupun sangat ‘mepet’.
“Kita berharap korumnya itu 90%-95%, tapi kita kuorumnya kisaran 55%-60%.Tidak mungkin rapat Paripurna ini dilaksanakan kalau tidak memenuhi kuorum,” tegas Siswono.
Terkait dengan pernyataan Wakil Ketua KPK Adnan Pandu Praja yang menyebutkan bahwaPolri dan DPR sebagai lembaga terkorup, Siswono menyatakan itu membuat gerah anggota Dewan.Dengan adanya pernyataan, itusemakin menambah semangat anggota dewan untuk membuat lembaga ini lebih kredibel.
“Pada ulang tahun DPR kemarin itu memang dimaksudkan untuk membangun kepercayaan rakyat. Bagaimanapun juga lembaga ini sangat penting, yang harus diisi oleh orang-orang yang kredibel. Sehingga, Pemilu 2014 adalah peluang bagi rakyat untuk memilih wakil rakyat yang betul-betul terpercaya amanah, jujur, tidak korup dan latar belakang bersih,” tambah mantan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada tahun 1993 sampai 1998 ini.
Sementara itu, Anggota Komisi I Tantowi Yahya menyatakan bahwa korupsi terjadi karena kekuasaan. Ia juga menegaskan tidak semua anggota DPR berperilaku korup.
“Korupsi terjadi karena kekuasaan, ada kesempatan karena kekuasaan yang absolut,yang nanti akan menuju kepada korupsi yang absolut pula. Jadi,begitu orang itu dilengkapi dengan kekuasaan,apabila tidak disertai dengan iman maka kecenderungan untuk melakukan (korupsi) itu besar sekali. Tapi ini semua bersifat individu,tidak semua anggota DPR berperilaku seperti itu,” jelas politisi Golkar ini. (sf,if)/foto:odjie/parle/iw.