Gula Rafinasi Rusak Harga Lelang
Gula rafinasi yang masuk ke pasar konsumsi telah menjatuhkan harga lelang gula petani berbasis tebu. Dahulu, harga gula petani di tingkat lelang sempat mencapai Rp 10.000. Dan kini anjlok hinga Rp 8.900. Para petani pun resah.
Aria Bima (F-PDI Perjuangan) mengungkapkan hal tersebut usai memimpin rapat Komisi VI dengan pemerintah yang membahas merembesnya gula rafinasi untuk industri ke pasar-pasar konsumsi rumah tangga, Selasa (8/10).
“Ini membuat keresahan para petani akibat rembesan yang demikian besar, sehingga gula-gula petani di pabrik-pabrik yang sekarang masih cukup besar tidak bisa didistribusikan ke pasar-pasar wilayah timur maupun sebagian wilayah Jawa,” ujar Aria.
Komisi VI, kata Aria, telah meminta asosiasi pabrik gula rafinasi untuk terlibat dalam proses lelang demi menaikkan harga gula tebu petani pada posisi yang ideal. Tidak sekadar merembes, gula rafinasi bahkan dalam istilah Komisi VI sudah membanjiri pasar konsumsi. Ini fakta yang harus disikapi segera. Dan Komisi VI telah meminta Sucofindo untuk mengaudit beredarnya gula rafinasi tersebut ke pasar konsumsi.
“Kita minta audit tersebut selesai Nopember ini. Hasil audit itulah yang akan menjadi acuan kita untuk menghitung kembali berapa besar kebutuhan gula rafinasi untuk industri makanan dan minuman,” tandas Aria. Temuan Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag atas 5 pabrikan gula rafinasi yang menyalahi aturan distribusi, harus ditindaklanjuti dengan jelas. Bila terbukti bersalah, perusahaan tersebut bisa dikurangi kuotanya atau sanksi terberat adalah mencabut izinnya. (mh), foto : odjie/parle/hr.