Perjanjian Multilateral Tetap Jadi Pilihan Utama

03-12-2013 / B.K.S.A.P.

Anggota delegasi DPR RI dalam sidang Parliamentary Conference on the WTO (PC WTO) Andi Anzhar Cakra Wijaya mengatakan multilateral process tetap menjadi pilihan terbaik kerja sama antar negara. Sedangkan perjanjian bilateral dan plurilateral bisa dijadikan sebagai pelengkap.

"Kesepakatan bilateral dan plurilateral merupakan alternatif yang fisibel untuk negara-negara yang siap melakukan liberalisasi perdagangan tetapi ini bukan merupakan opsi yang terpisah satu sama lainnya. Jadi perjanjian bilateral dan plurilateral merupakan pelengkap untuk perjanjian multilateral," katanya dalam sesi diskusi panel, PC WTO di Bali, Senin (2/12/13).

Diskusi panel yang diikuti seluruh anggota delegasi dari 39 parlemen anggota IPU (Inter-Parliamentary Union) mengusung tema: Can bilateral and plurilateral trade agreements brings faster results the multilateral process?. Pembicara utama adalah Helmut Scholz anggota parlemen Uni Eropa dan Hugo Napoleao anggota parlemen dari Brazil.

Pada bagian lain Andi juga membenarkan pendekatan multilateral memerlukan waktu dan perdebatan lebih intens karena diikuti oleh lebih banyak negara. "Kami sepakat perjanjian multilateral mengalami banyak perlambatan, proses negosiasi untuk capai kesepakatan memerlukan waktu lebih lama, mengingat banyaknya anggota yang harus berdebat dengan kepentingan berbeda,” lanjutnya.

Sementara itu Hugo Napoleao mengakui dalam kondisi saat ini hubungan bilateral menjadi pilihan banyak negara terutama yang bertetangga, dalam menjalin kerja sama termasuk perdagangan. "Namun kami yakin multilateralisme adalah jalan bagi semua permasalahan yang kita hadapi, inilah yang perlu kita dukung bersama," tandasnya.

Pada bagian lain ia menyebut WTO sebaiknya tidak memilih plurilateralisme yang cendrung mengedepankan kepentingan anggota-anggota dengan kepentingan yang sama. Ini menurutnya akan menimbulkan permasalahan yang lebih besar dalam upaya memperkuat sistem multilateral.

"Jauh lebih baik semua negara memberi perhatian bagaimana caranya peningkatan ekonomi global yang memperhatikan kepentingan semua negara dalam berbagai tingkat pembangunan. Apabila terjadi perselisihan mari kita cari jalan keluar lewat Komisi Penyelesaian Perselisihan yang sudah dibentuk WTO," pungkas dia. (iky)

BERITA TERKAIT
RI dan Georgia Perkuat Kerja Sama Bilateral di Berbagai Sektor
10-02-2025 / B.K.S.A.P.
PARLEMENTARIA, Jakarta – Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI, Muhammad Husen Fadlulloh, menegaskan komitmen Indonesia dalam mempererat...
Indonesia dan Mongolia Perkuat Kerja Sama Bilateral
10-02-2025 / B.K.S.A.P.
PARLEMENTARIA, Jakarta - Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI, Muhammad Husein Fadlulloh, menegaskan komitmen Indonesia dalam mempererat...
Rencana Trump Relokasi Warga Palestina Upaya Pembangkangan Hukum dan Norma Internasional
08-02-2025 / B.K.S.A.P.
PARLEMENTARIA, Jakarta - Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI Mardani Ali Sera mengecam dengan keras atas rencana Trump...
DPR RI Komitmen Jadi Rumah Perjuangan Palestina
08-02-2025 / B.K.S.A.P.
PARLEMENTARIA, Jakarta - DPR RI terus berkomitmen menjadi rumah bagi perjuangan kemerdekaan Palestina. Untuk mewujudkan hal tersebut, Ketua Badan Kerja...