Komisi IX DPR Tinjau Panti Sosial di Banjarbaru, Kalsel
27-06-2014 /
KOMISI IX
Komisi IX DPR RI mengunjungi Panti Sosial Bina Laras (PSBL) Budi Luhur di Banjarbaru, Kalimantan Selatan (Kalsel), Kamis (26/6). Kegiatan ini dalam rangka menghimpun masukan terkait pembahasan RUU tentang Kesehatan Jiwa (Keswa) yang saat ini sedang dibahas oleh komisi yang membidangi masalah kesehatan ini.
Tim Kunjungan yang dipimpin oleh Danajani H. Mahdi (F-PD) melihat dari dekat fasilitas panti yang memberikan layanan kepada orang-orang yang pernah mengalami gangguan jiwa dan kecacatan. Anggota tim yang terdiri dari Panja RUU Kesehatan Jiwa diantaranya Ansory Siregar (F-PKS), Siti Mufattahah (F-PD), Riyani Sudirman (F-PG) berkesempatan menyapa para pasien.
Umumnya, orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) setelah melewati proses penyembuhan di rumah sakit, tidak langsung bisa diterima di masyarakat. Di sinilah pentingnya panti untuk merehabilitasi kehidupan para ODGJ. Latatrong Ketua Panti Budi Luhur berharap, anggaran untuk panti agar tidak dipotong. Penghuni panti ini, katanya, dilindungi UUD NRI Tahun 1945. Komisi IX DPR hendaknya memberi perhatian penuh kepada panti sosial sepeti ini.
Ketua Tim Kunker Panja RUU Kesehatan Jiwa Danajani H Mahdi memastikan tidak ada pemotongan anggaran untuk setiap panti. Ini penting agar pengurus panti bisa memberi pelayanan yang optimal kepada para penghuninya. Tim Kunker Komisi IX sempat melihat langsung penghuni panti yang memang mengalami keterbelakangan mental dan juga kecacatan fisik permanen.
Latatrong Ketua Panti mengungkapkan, selama ini di Indonesia penderita ODGJ banyak berkeliaran di jalan-jalan raya. Dan itu sangat mengganggu kenyamanan. Kesadaran masyarakat Indonesia sangat kurang. Mestinya, bila melihat ada anggota keluarganya yang terindikasi gangguan jiwa, segera dibawa ke rumah sakit atau ke panti. Rumah sakit jiwa (RSJ) di Indonesia cukup banyak, tapi penderita ODGJ masih banyak berkeliaran di jalan-jalan.
Berbeda dengan di Australia, walau RSJ sedikit tapi tak ada satu pun OGDJ yang berkeliaran di jalan-jalan. Ini karena masyarakatnya punya kesadaran tinggi untuk melapor dan merehabilitasi anggota keluarganya yang menderita gangguan jiwa. (mh), foto : m. husein/parle/hr.