Mahfudz Sidiq Kembali Pimpin Komisi I
Paket Pimpinan Komisi I DPR terdiri Ketua,Mahfudz Sidiq dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, para Wakil Ketua Tantowi Yahya dari Fraksi Partai Golkar, Asril Hamzah Tandjung dari Fraksi Gerakan Indonesia Raya dan Hanafi Rais dari Fraksi Amanat Nasional, ditetapkan menjadi Pimpinan Komisi I DPR dalam Rapat yang dipimpin Wakil Ketua DPR Fadli Zon, Rabu (29/10).
Pimpinan rapat Fadli Zon mengemukakan, mengingat usulan calon paket Pimpinan Komisi I DPR hanya terdapat satu paket calon pimpinan Komisi, maka sebagaimana ketentuan tatib DPR pasal 57 ayat 13,paket calon Pimpinan Komisi langsung ditetapkan menjadi pimpinan Komisi.
“Apakah paket Pimpinan Komisi I DPR sebagaimana tersebut diatas dapat disetujui sebagai Pimpinan Komisi I DPR?,tanya Fadli dandijawab dengan serentak oleh para anggota Komisi 1 DPR, Setuju…… Disusul ketok palu sebanyak 3 kali, sebagai tanda sahnya pemilihan tersebut.
Menurut Fadli Zon,ketentuan yang diatur dalam peraturan DPR tentang Tata Tertib terkait dengan tata cara pemilihan Pimpinan Komisi diatur dalam pasal 57 bahwa Pimpinan Komisi merupakan satu kesatuan pimpinan yang bersifat kolektifdan kolegial. Pimpinan Komisi terdiri atas satu orang Ketua dan paling banyak 3 orang Wakil Ketua yang dipilih dari dan oleh anggota Komisi dalam satu paket yang bersifat tetap berdasarkan usulan Fraksi sesuai dengan prinsip musyawarah untuk mufakat dan berlaku selama 5 tahun.
Ketua Komisi I terpilih Mahfudz Sidiq dalam sambutannya mengatakan, hari ini kita telah menyelesaikan salah satu tugas konstitusional yaitu pemilihan dan penetapan Pimpinan Komisi I DPR untuk periode 2014-2019.
“Kami dari meja pimpinan mungucapkan terima kasih atas kepercayaan dan dukungannya.Walaupun kami diberi amanat sebagai pimpinan,pada hakekatnya semua anggota Komisi I DPR adalah pimpinan, cuma membagi tugas dalam mengatur kerja-kerja Komisi I DPR,” katanya.
Ada satu tradisi yang baik, yang diwariskan oleh Komisi I periode 2009-2014, kata Mahfudz, walaupun beragam Fraksi tetapi karena Komisi I DPR lebih banyak berbicara tentang NKRI, diplomasi luar negeri, tentang pertahanan maka kita mengikatkan diri dalam satu keluarga besar, dan mempunyai kepentingan nasional yang sama. (Spy)/foto:andri/parle/iw.