NYOMAN DHAMANTRA (F-PDIP) : INDONESIA SWASEMBADA GULA, PERLU REVITALISASI PABRIK GULA
Indonesia sudah waktunya untuk swasembada gula, untuk itu harus ada perbaikkan dalam hal pertanian tebu, selain itu pabrik gula diperlukan peremajaan mesin produksi gula yang sudah tus sehingga produksi gula tidak berjalan lancer.
Dalam program swasembada gula, PTPN diminta untuk meningkatkan produktivitas melalui program revitalisasi pabrik gula. “Pabrik sudah tua, perlu direvitalisasi,” tegas Nyoman Dhamantara.
Setelah Rapat Dengar Pendapat Komisi VI yang dipimpin Wakil Ketua Aria Bima, dengan BUMN Perkebunan Gula (PT. PTPN, II, VII,IX, dan PT. Rajawali Nusantara Indonesia serta Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia(AGRI), Selasa (24/11), di Gedung DPR, Jakarta.
Untuk lebih mempercepat program PTPN dalam merevitalisasi pabrik, anggota dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu, meminta kepada Pemerintah memberikan pinjaman lunak atau fasilitas yang tidak memberatkan bagi kepentingan PTPN.
Selanjutnya, dia mengharapkan AGRI dapat ikut menyiapkan lahan-lahan tebu sesuai dengan proporsi mengimport rawsugar, sehingga diharapkan kedepan tidak ada rawsugar impor. Namun selanjutnya Nyoman mengutarakan persoalannya AGRI ketika perizinan diberikan, tidak dengan persyaratan untuk juga menanam tebu, mereka diberikan izin hanya memproduksi gula ravinasi dengan mengimpor rawsugar, sehingga mereka menganggap tidak ada persyaratan ini ketika mereka membuka pabriknya. “Saya menghimbau AGRI membantu program swasembada, untuk mengurangi impor gula,” tegasnya.
Anggota Komisi VI dari Fraksi Partai Amanat Nasional Dewi Coryati, berapresiasi PTPN telah mempersiapkan revitalisasi dalam bentuk on farm dan off farm. efektifitas dan produktifitas dapat ditingkatkan dengan merevitalisasi mesin yang telah tua. “Produksi menurun hanya karena mesin kurang produktif,” katanya.
Selain itu, Dewi Coryati, mendesak agar adanya kerjasama dari segala pihak, karena dalam mempercepat program swasembada gula, “Pemerintah segera perbaiki sistem pertanian dan bibit tebu, serta kebijakan dan bantuan dana,” katanya
Dewi menginginkan, perusahahan memakai bahan dasar dari dalam negeri, tidak menggunakan impor rawsugar, untuk menghemat pengeluaran. Untuk itu dia berharap PTPN dapat memenuhi kebutuhan dari perusahaan dengan perbaikan produksi gulanya sehingga dapat dipergunakan oleh industri mamin. “Impor gula masih besar karena dinilai pabrik belum mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri,” katanya.
Tercatat pada tahun 2008 produksi gula eks penggilingan tebu 2,57 juta ton, BUMN memberikan kontribusi sebanyak 1,67 juta ton atau 64,8% terhadap gula konsumsi.
Pada tahun 2009 BUMN gula diprediksikan menghsilkan gula sebanyak 1,44 juta, sedangkan swasta sebayak 1,11 juta ton, dengan total keseluruhan 2,55 juta ton. Sehingga secara umum produksi tahun ini tidak sesuai rencana semula, yang diharapkan sebasar 2,7 juta ton.
Dalam Rapat Kerja Komisi VI dengan Departemen Perindustrian, Rabu (25/11) Menteri Perindustrian Moh. Suleman Hidayat mengatakan Revitalisasi industri gula berbahan baku gula pada prinsipnya dimaksudkan untuk meningkatkan efesiensi produksi melalui peremajaan mesin yang sudah tua sehingga diharapkan dapat meningkatkan utilisasi kapasitas produksi dan dapat menekan harga produk gula ke tingkat yang lebih rendah, sekaligus memperbaiki kualitas gula.
Revitalisasi PG BUMN melalui peningkatan produksi dan produktivitas gula kristal putih (GKP) dan mempertahankan luas areal tebu dan meningkatnya produksi GKP dari 1.64 juta ton tahun 2009 menjadi 2.28 juta ton di tahun 2014 dengan mempertahankan luas areal tanaman tebu 295 ribu hektar
Revitalisasi PG Swasta melalui peningkatan produksi dan produktivitas gula kristal putih (GKP) dan mempertahankan luas areal tebu dan meningkatnya produksi GKP dari 1,03 juta ton tahun 2009 menjadi 1.14 juta ton di tahun 2014 dengan mempertahankan luas areal tanaman tebu 155 ribu hektar.
Tercapainya pembangunan 17 PG baru dengan kapasitas 10000 TCD dan penambahan lahan seluas 300 ribu hektar serta tercapainya penambahan produksi gula sebesar 2.28 juta ton. (as)