Komisi Pendidikan Akan Perjuangkan Bantuan Sekolah Korban Merapi
Komisi Pendidikan DPR RI akan memperjuangkan bantuan untuk perbaikan sekolah-sekolah yang rusak di Kabupaten Sleman akibat korban Merapi.
Hal ini disampaikan Ketua Komisi X DPR RI H. Mahyuddin saat mengunjungi beberapa sekolah baik yang rusak ringan maupun rusak berat dalam serangkaian acara kunjungan kerja ke Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Selasa (24/4).
Sekolah-sekolah yang dikunjungi Komisi X DPR hari itu adalah SD Kanisius Babadan, SMP Muhammadiyah 2 MlatiN PAUD, SMKN 1 dan SMAN 1 Cangkringan Sleman, Yogyakarta.
Dalam kesempatan tersebut,beberapa Kepala Sekolah menyampaikan, pasca erupsi gunung Merapi yang terjadi beberapa waktu lalu banyak sekolah- sekolah yang mengalami kerusakan berat.
W alaupun telah mendapatkan bantuan dana, namun karena tingkat kerusakannya berat, maka Pemerintah pusat juga harus memberikan dukungan dana bagi kelancaran proses belajar.
Seperti disampaikan Kepala Sekolah SMKN 1 Mujiyono,gedung sekolah yang ditempati sekarang merupakan daerah yang tergolong rawan.
Lokasi sekolahnya, katanya, termasuk ring 1 lereng merapi.Jadi saat kejadian ada bangunan yang letaknya tidak jauh dari kelas yang ditinjau kondisinya luluh lantak.
Sekarang ini, tambahnya, semua kegiatan mengajar hanya menempati 6 (enam) lokal. Untuk itu, perlu dibuatkan gedung baru yang bebas dari bahaya erupsi, sehingga siswa dapat belajar dengan perasaan tenang tanpa dihinggapi perasaan cemas sewaktu- waktu terjadi erupsi.
Mujiyono menjelaskan, SMKN 1 memiliki dua jurusan yakni Teknologi Hasil Pengolahan Pertanian dan Budidaya Peternakan.
Kehadiran Komisi X DPR, katanya, diharapkan membawa secercah harapan untuk dapat mempercepat pembangunan sekolah baru.
Menanggapi keluhan tersebut, Ketua Komisi X Mahyuddin mengatakan, sebaiknya pihak sekolah membuat proposal yang disampaikan kepada Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga setempat.
Proposal tersebut nantinya akan disampaikan ke Pusat, dan saat rapat kerja dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Komisi X DPR akan memperjuangkan hal itu.
Mahyuddin menambahkan, SMK merupakan harapan masa depan untuk dapat menyerap tenaga kerja, dengan banyaknya pengangguran.
Oleh karena itu, kata Mahyuddin, di Tahun 2014 porsi SMK akan lebih banyak daripada SMA. Jika sebelumya perbandingan 70 persen SMA dan 30 persen SMK, maka nantinya SMK yang 70 persen dan SMA 30 persen.
Tiap tahun, anggaran yang diberikan untuk SMK cukup besar, kurang lebih 1,9 triliun. Dan anggaran itu diantaranya juga dialokasikan untuk membangun sekolah baru. (tt) foto:tt/parle