Guru Perlu Lebih Kreatif Manfaatkan Perangkat TIK dalam Pembelajaran

18-11-2023 / KOMISI X
Anggota Komisi X DPR RI Zainuddin Maliki saat meninjau pemanfaatan bantuan TIK di SMPN 34 Gresik dan SDN 9 Gresik, Kamis (16/11/2023). Foto : Bianca/Man

 

PARLEMENTARIA, Gresik - Anggota Komisi X DPR RI Zainuddin Maliki mendorong guru agar lebih kreatif dalam memanfaatkan perangkat TIK yang digunakan sebagai sarana pembelajaran. Mengingat, Kementerian Pendidikan Kebudayaan Ristek dan Teknologi (Kemendikbudristek) hanya memberikan bantuan 15 unit chrome book kepada sekolah, sedangkan jumlah siswa dalam satu rombongan belajar (Rombel) adalah sekitar 20-35 siswa.

 

"Saya kira sebaiknya idealnya satu Rombel itu punya laptop satu-satu, sehingga biar bisa belajar dengan laptopnya masing-masing, tidak harus nunggu giliran. Hanya saja ini dengan laptop yang 15 (unit) harus bisa dioptimalkan, karena pembelajaran itu tidak harus sendiri-sendiri. Anak-anak bisa belejar secara berkelompok, jadi mungkin satu chromebook bisa dimanfaatkan (bersama). Yang penting guru harus bisa lebih kreatif menurut saya," katanya usai meninjau pemanfaatan bantuan TIK di SMPN 34 Gresik dan SDN 9 Gresik, Kamis (16/11/2023).

 

Guru dapat membuat kelompok-kelompok belajar yang memungkinkan 1 unit chrome book dimanfaatkan beberapa siswa dalam satu kelompok. Sehingga pemanfaatan perangkat TIK dapat lebih optimal.

Zainuddin memisalkan, guru dapat membuat kelompok-kelompok belajar yang memungkinkan 1 unit chrome book dimanfaatkan beberapa siswa dalam satu kelompok. Sehingga pemanfaatan perangkat TIK dapat lebih optimal.

 

"Satu chrome book itu (dapat digunakan) beberapa anak, tetapi harus punya metode yang tepat, kalau tidak nanti tidak efektif pembelajarannya pastinya. Menurut saya, guru-guru harus lebih kreatif mendesain, memanfaatkan chrome book ini. Kalau tidak, nanti satu chrome book hanya bisa dimanfaatkan satu siswa, menurut saya kurang efektif," jelas Politisi Fraksi PAN tersebut.

 

Terkait penambahan kuota chrome book untuk satu sekolah yang sebelumnya hanya 15 unit. Zainuddin merasa penambahan kuota tidak diperlukan. Sebab, nantinya, akan membutuhkan anggaran yang besar. Untuk itu, model pembelajaran kelompok menurutnya menjadi solusi, ketika jumlah chrome book yang ada terbatas.

 

Dengan model pembelajaran kelompok, ia menilai anak-anak dapat memanfaatkan chrome book bersama, memupuk rasa berbagi, kreativitas, dan kolaborasi antar anak.

 

"Oleh karena itu, guru saya kira harus lebih kreatif mendesain pembelajaran kolaboratif, pembelajaran berkelompok, memanfaatkan chromebook yang ada. Tidak harus ditambah tapi menurut saya perlu kreativitas guru mendesain pembelajaran berkelompok," tutupnya. (bia/rdn)

BERITA TERKAIT
Pemangkasan Anggaran BRIN Dikhawatirkan Berdampak ke Riset & Inovasi
05-02-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta – Sumber daya manusia di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), baik periset, peneliti, maupun perekayasa, dinilai masih...
Perubahan PPDB ke SPMB, Adde Rosi: Harus Lebih Adil dan Inklusif
05-02-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta – Anggota Komisi X DPR RI, Adde Rosi Khoerunnisa, menyambut positif kebijakan baru pemerintah terkait penerimaan siswa yang...
Legislator Minta Menteri Kebudayaan Lakukan Revitalisasi Budaya Adat Daerah
04-02-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta – Anggota Komisi X DPR RI, Mercy Chriesty Barends, menyoroti berbagai persoalan di daerah transmigrasi, terutama benturan kepentingan...
Naturalisasi Tiga Pemain Disetujui Rapat Paripurna DPR, Hetifah: Langkah Besar untuk Timnas Indonesia
04-02-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta - Rapat Paripurna DPR RI menyetujui permohonan pemberian kewarganegaraan kepada Tim Henri Victor Geypens, Dion Wilhelmus Eddy Markx,...