Komisi IV Sidak Kontainer Berisi Bawang Putih di Pelabuhan Tanjung Priok
Komisi IV DPR menggelar inspeksi mendadak ke Depo Upaya Guna, Pintu I Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, menyusul kelangkaan bawang. Sejumlah anggota Parlemen itu menemukan ratusan ton bawang putih yang berada dalam puluhan kontainer, Jakarta Utara, Senin (18/3).
Rombongan itu dipimpin Ketua Komisi IV DPR M Romahurmuziy dan diikuti sejumlah anggota Komisi IV seperti Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Herman Khaeron, Anton Sihombing, Siswono Yudhohusodo (FPG), Sudin (FPDIP), dan Muradi Darmansah (F Hanura), Yan Siagian, Anak agung Jalantik Sanjaya, Darizal Ba”asir. Anggota Dewan mempertanyakan 40 kontainer bawang putih impor dari China tanpa menggunakan surat-surat sebelum dikirim dari pelabuhan Belawan Medan ke Tanjung Priok Jakarta.
Terdapat 40 kontainer berisi bawang yang diimpor dari China di lokasi tersebut. Kehadiran kontainer bawang itu mengundang perhatian lantaran Tanjung Priok tidak termasuk dalam dua pelabuhan yang menjadi tujuan barang impor untuk produk bawang.
"Hanya dua pelabuhan di Indonesia yang bisa (impor bawang), Pelabuhan Tanjung Perak (Surabaya) dan Belawan, Medan," terang Rommy, sapaan Ketua Komisi IV DPR itu.
Komisi IV sempat berdialog dengan perwakilan perusahaan, Kepala Pusat Pengawasan dan Penindakan/Kepatuhan Badan Karantina Pertanian Arifin Tasmir, serta petugas bea cukai. Masing-masing pihak diminta menjelaskan keberadaan peti kemas tersebut.
Setelah mendengar keterangan mereka, DPR lantas meminta untuk membuka salah satu kontainer. Isi kontainer benar bawang yang disebut perwakilan perusahaan PT Sumber Alam Rejeki, diimpor untuk memasok kebutuhan industri, bukan untuk dipasarkan bagi masyarakat umum.
"Dokumen impornya sudah lengkap, tapi perusahaan masih harus melengkapi dokumen pengangkutan inter island (antarpulau) dan harus mendapat izin pelepasan dari Badan Karantina Belawan ke Tanjung Priok. Namun barang sudah dikirim," kata Romahurmuziy.
Dalam sidak tersebut, anggota Dewan juga menemukan 9 kontainer telah keluar dari depot tanpa ada laporan. Hingga kini, belum diketahui keberadaannya.
Sementara Pihak Balai Karantina mengaku tak mengetahui keberadaan 9 kontainer yang 'hilang' itu dengan alasan tak ada laporan saat kontainer-kontainer itu masuk ke Tanjung Priok.
Komisi IV DPR akan memeriksa keabsahan dokumen perjalanan kontainer-kontainer ini guna mengetahui status keabsahan pengiriman kontainer tesebut. Jika terbukti ada kejanggalan atau pemalsuan, pihaknya akan memanggil pihak-pihak yang terlibat termasuk sang pemilik bawang putih itu. (as)